• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Umum

PGI: Pelaku Pembakaran Gereja di Sulbar Idap Gangguan Jiwa

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
11 July 2021
in Gereja, Umum
A A
0
PGI: Pelaku Pembakaran Gereja di Sulbar Idap Gangguan Jiwa


Diakonia.id – Humas Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Philip Situmorang menyebut pelaku pembakaran Gereja Toraja Mamasa (GTM) Jemaat Batang Uru Timur, Mamasa, Sulawesi Barat adalah warga gereja sendiri yang memiliki gangguan jiwa.

Hal itu ia sampaikan merespons banyaknya pengguna media sosial yang meyakini bahwa kejadian tersebut bagian dari masalah intoleransi.

“Informasi di lapangan, bahwa pembakaran gereja ini dilakukan oleh warga gereja itu sendiri yang memiliki gangguan kejiwaan,” kata Philip dalam keterangan resminya, Selasa (6/7).

Philip menyayangkan beberapa aktivis media sosial menggiring isu pembakaran gereja ini sebagai masalah intoleransi. Ia menyebut isu tersebut tak sesuai dengan realitas di lapangan.

PGI bersama beberapa lembaga peduli HAM, kata dia, telah menyelidiki informasi dan fakta sebenarnya peristiwa tersebut. Ia juga memastikan kepolisian telah memproses kasus tersebut sesuai prosedur yang berlaku.

“Tanpa menemukan bukti-bukti yang menunjuk pada keterlibatan pihak lain dan bermotif intoleransi. Pimpinan GTM turut membenarkan informasi yang diperoleh PGI tersebut,” kata dia.

Philip meminta kepada warga gereja untuk tak terprovokasi pihak yang menggunakan informasi tidak otentik untuk kepentingan tertentu.

Ia juga meminta umat turut meningkatkan literasi cerdas dalam menggunakan media sosial dalam masyarakat. “Serta membangun budaya kritis sebagai warga bangsa dan gereja,” kata dia.

Aksi perusakan dan pembakaran gereja yang terletak di Dusun Paladan, Desa Batang Uru Timur, Kecamatan Sumarorong, Mamasa, Sulawesi Barat itu terjadi pada 26 Juni 2021 lalu.

Berdasarkan pemberitaan beberapa media, gereja tersebut sempat dirusak dan dibakar orang tak dikenal. Api hanya membakar beberapa fasilitas di bagian dalam gereja. Tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

(rzr/wis)

Join @idDiakonia on Telegram
Source: CNN
Tags: IntoleransiPembakaran Gereja
Share25SendShareTweet16Share4Send
Previous Post

Menag Siapkan Aturan Tutup Tempat Ibadah Selama PPKM Darurat

Next Post

Polisi Ringkus 2 Terduga Pelempar Batu Gereja Samarinda

Next Post
Polisi Ringkus 2 Terduga Pelempar Batu Gereja Samarinda

Polisi Ringkus 2 Terduga Pelempar Batu Gereja Samarinda

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 76 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In