Diakonia.id -Tuhan kita adalah Allah yang setia dan selalu menepati janji-Nya. Dia berjanji akan menyelamatkan manusia dari dosa dan menepatinya dengan menganugerahkan Anak-Nya yang tunggal, sehingga hari ini kita layak disebut anak-anak Allah. Dengan kata lain, Tuhan telah melakukan bagian-Nya untuk kita.
Lantas, apa yang menjadi bagian kita? Sudah tentu, kita pun harus setia kepada Tuhan. Mungkin ada beberapa hal yang sudah Anda lakukan untuk itu. Namun, apakah Anda berharap dapat menjadi anak-anak Allah yang lebih baik lagi?
Definisi Setia

Arti kata setia menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya); patuh; taat.
Seseorang bisa dikatakan setia jika ia tetap berpegang teguh pada janji, patuh dan taat. Jadi kesetiaan diukur karena sebelumnya sudah ada janji. Misalnya seorang istri kepada suami, dalam janji pernikahan akan setia dalam setiap kondisi baik maupun buruk. Demikian juga kita berlaku setia kepada Tuhan dengan terus berpegang teguh pada janji ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Bagaimana untuk menjaga kesetiaan kita kepada Tuhan, berikut beberapa hal yang diterapkan secara terus-menerus:
1. Iman yang Teguh Kepada Tuhan

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” – Lukas 16:10
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. – Yohanes 15:13-14
Yesus rela memberikan nyawanya kepada mereka yang Dia sebut sebagai sahabat, dan ini telah dibuktikan lewat kematiannya di kayu salib. Siapa sahabat Yesus? Murid-murid-Nya. Siapa murid-murid Yesus? Mereka yang mengikuti Yesus dan tetap setia.
Apakah yang menyebabkan Anda tidak mau mengikuti Yesus lagi? Keuangan yang tidak kunjung baik, pasangan hidup yang tidak kunjung datang. Tantangan dapat datang ketika Anda ditawari pekerjaan di luar kota yang dapat membawa Anda jauh dari Tuhan. Tantangan dapat juga datang dari pasangan hidup dari luar yang mengajak Anda meninggalkan Tuhan. Saat itu semua datang dapatkah Anda tetap mempunyai iman yang teguh kepada Tuhan?
Mungkin Anda belum mendapati tantangan seperti itu. Tetapi masih banyak contoh-contoh lainnya. Contoh kecil lainnya adalah Apakah pilihan Anda ketika harus memilih pergi beribadah Minggu atau malas bangun pagi?
Apapun pergumulan Anda saat ini, percayalah semua tidak lebih berat dari apa yang sudah dialami Yesus. Dia telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar, mari kita tetap setia dalam kondisi apapun dalam hidup ini.
2. Patuhi Perintah Tuhan

Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. – Yohanes 4:34
Yesus telah melakukan semua tugas dari Bapa di Surga sampai selesai. Diawali dengan kelahirannya sebagai manusia sampai mati di kayu salib. Penderitaan menuju salib sangatlah berat, dalam kondisi terberat Yesus tetap mematuhi perintah Bapa, Dia adalah teladan karakter setia.
Hendaknya kita mengikuti teladan ini, mematuhi perintah Tuhan. Sikap ini bisa dibuktikan dalam setiap tanggung jawab yang diberikan kepada kita. Dalam pelayanan misalnya, seberapa sulit kita sedang membantu hidup orang lain selagi itu masih tanggung jawab kita maka kita harus menolongnya. Dalam pekerjaan misalnya, kita harus menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulai hingga selesai dan memastikan tidak merugikan pihak lain.
Mematuhi perintah Tuhan adalah bukti kita mengasihi Tuhan. Mengasihi tidak sebatas berkata, “Saya mengasihi Tuhan”. Tidak mungkin mengasihi tanpa perbuatan. Jika kita tidak mematuhi firman Tuhan, atau mematuhi setengah-setengah secara otomatis kita sedang menolak-Nya. Dan, apakah dengan menolak Tuhan kita masih bisa dikatakan setia?
Kepatuhan seseorang kepada Tuhan dilihat dari bagaimana ia melakukan bukan hanya hal-hal yang disukainya saja, melainkan juga hal-hal yang tidak disukainya demi kasihnya kepada Tuhan.
3. Mulai dari Perkara Kecil

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” – Lukas 16:10
Banyak hal dimulai dari langkah-langkah kecil, demikian pula dengan kesetiaan. Kita bisa belajar setia lewat perkara-perkara kecil, seperti membaca firman Tuhan dan berdoa setiap hari, pergi beribadah, dan mengerjakan tugas pelayanan dengan penuh tanggung jawab.
Sebelum mengenal firman Tuhan, saya tergolong orang yang malas membaca. Baru melihat tebalnya sebuah buku, saya sudah menyerah. Sewaktu belajar Alkitab, saya mulai rindu mengenal firman Tuhan lebih jauh. Saya lalu mengambil tantangan membaca Alkitab setiap hari. Anehnya, itu tidak terasa berat, dan saya berhasil membaca seluruh isi Alkitab dalam satu tahun. Tahun berikutnya, selain membaca Alkitab, saya juga mulai membaca buku-buku rohani.
Setia dalam perkara kecil tidak hanya terbatas dalam hal-hal rohaniah. Contohnya, seorang pedagang yang menjual barang dengan jujur. Ia mengatakan bahwa produknya asli karena memang itu barang asli, sehingga pembeli yang melihat integritasnya lalu memutuskan menjadi pelanggannya.
Perkara-perkara kecil apa yang dipercayakan kepada Anda saat ini? Menyusun proposal harga? Membeli barang untuk perusahaan? Datang tepat waktu, baik ke kantor maupun ke gereja? Apa pun itu, mari lakukan dengan setia mulai hari ini.
4. Hidup untuk Tuhan: Jaga Kekudusan

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. – Roma 12:1-2
Sebagai anak-anak Allah, hendaknya kita memikirkan perkara-perkara yang berhubungan dengan kekekalan. Belajarlah mencari tahu apa yang berkenan kepada Tuhan dengan mempelajari firman-Nya. Jangan mencobai diri Anda sendiri dengan dosa. Kecenderungan pendosa adalah berbuat dosa, dan terus melakukannya. Jadi, jauhi hal-hal yang membuat Anda jatuh dalam dosa.
Di masa lajang, saya kerap melakukan dosa percabulan. Setelah bertobat pun, saya pernah jatuh ke dalam dosa yang sama. Video pornografi itu saya peroleh tanpa meminta, dari kiriman percakapan di grup chatting. Saya mengira saya sudah kuat dan tidak akan terjebak godaan. Menyadari bahwa saya harus senantiasa terhubung dengan Tuhan, tindakan pertama yang saya ambil adalah meninggalkan grup tersebut.
Dosa apa yang selama ini menghalangi Anda untuk hidup dalam kekudusan? Ingat, dosa memisahkan kita dari Tuhan, jadi segeralah bereskan sedini mungkin. Mintalah bantuan dari mentor atau saudara-saudari rohani untuk menguatkan dan membantu Anda dalam proses meninggalkan dosa.
5. Kasihi Sesama

Yesus berkata, “… sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” – Matius 25:40
Tuhan melihat bagaimana cara kita memperlakukan sesama, baik saudara-saudari di dalam Kristus, maupun mereka yang belum termasuk kawanan domba. Dia mengasihi semua orang di dunia, maka kita pun harus mengasihi sesama kita.
Siapakah sesama Anda hari ini? Mungkin mereka adalah orang tua yang tinggal jauh dari Anda. Jangkaulah mereka dengan rutin menelepon setiap minggu, misalnya. Mungkin sesama itu adalah teman Anda. Jika ia sedang bersedih, Anda dapat menghibur atau mengunjunginya, ketimbang hanya cuek dan mendiamkannya.
Anda perlu terus menumbuhkan kasih kepada Tuhan dan sesama. Untuk itu, Anda butuh wadah yang tepat, yaitu komunitas yang sehat. Carilah komunitas yang mendukung Anda untuk terus mengasihi Tuhan dan sesama.
Tanpa kesetiaan kepada Tuhan, kita belum melakukan bagian kita sebagai anak-anak Allah. Benarkah Yesus adalah Tuhan atas hidup Anda? Berlaku setia kepada Tuhan dengan berpegang teguh pada perjanjian bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat atas hidup kita. Kesetiaan akan memberi kita kedamaian dan kepastian akan janji Tuhan, yaitu hidup kekal bersama-Nya di surga.
Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. – Wahyu 2:10b
Semoga kita semua tetap setia kepada Tuhan sampai akhir hidup kita. Amin!(gkdi.org)