Diakonia.id – Ketua Tim Investigasi Lapangan TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto mengatakan hasil autopsi pendeta Yeremia Zanambani paling cepat keluar dua pekan sejak dilakukan pemeriksaan. Proses autopsi ini masuk dalam rangkaian penyelidikan yang dilakukan kepolisian setempat.
“Pengalaman kami ketika menangani kasus dulu visum bisa keluar dua minggu kemudian tergantung nanti bagaimana kondisi jenazah,” kata Benny saat menggelar konferensi pers yang ditayangkan secara daring, Selasa (13/10).
Benny mengatakan pihak keluarga Pendeta Yeremia juga mengajukan beberapa syarat kepada tim TGPF ketika ingin melakukan autopsi.
Pihak keluarga, kata Benny, meminta agar proses autopsi disaksikan perwakilan pemerintah daerah, perwakilan gereja, tokoh masyarakat, dan perwakilan dari TGPF Intan Jaya. Menurut Benny, syarat tersebut telah disanggupi dan proses autopsi segera dilakukan .
“Bagaimana dengan permintaan (perwakilan) dari TGPF, ketika nanti TGPF selesai tugas, toh ada personel yang dulu masuk dalam tim bisa hadir untuk nanti mewakili. Jadi menurut saya tidak ada masalah untuk itu,” kata Benny.
TGPF penembakan pendeta Yeremia telah menyelesaikan investigasi lapangan di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Mereka juga telah kembali ke Jakarta sejak Senin (12/10) kemarin.
Tim bentukan Menko Polhukam Mahfud MD itu berhasil mengumpulkan data primer dari investigasi TKP dan wawancara saksi di lapangan. Saat ini, informasi dan data yang telah dikumpulkan tersebut akan dianalisis.
TGPF juga akan membuat laporan terkait temuan-temuan di lapangan. Tenggat waktu yang diberikan dalam mengusut penembakan pendeta Yeremia hingga 17 Oktober mendatang.
Sebelumnya, Mahfud membentuk TGPF untuk mengusut kasus penembakan di Kabupaten Intan Jaya, Papua, dengan melibatkan sejumlah pihak. Mahfud memberikan tenggat dua pekan kepada TGPF untuk mendalami kasus tersebut.
(tst/fra/CNN)