Diakonia.id – Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya yang dibentuk untuk menginvestigasi peristiwa penembakan yang menewaskan Pendeta Yeremia Zanambani, di Distrik Hitadifa, Intan Jaya, Papua, pada September, mulai melakukan investigasi ke lapangan.
Anggota Investigasi Lapangan TGPF Intan Jaya Edwin Partogi memastikan tim telah berangkat per Rabu (7/10) dini hari ini.
“Kami berangkat Rabu dini hari ke Papua,” kata dia, saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat.
Edwin juga menjelaskan, dari 18 anggota, Tim Investigasi Lapangan TGPF Intan Jaya ini akan dibagi ke dalam dua kelompok untuk menuju ke dua lokasi berbeda.
Kelompok pertama akan langsung berangkat ke Distrik Hitadifa di Intan Jaya begitu mendarat di Papua. Tim akan langsung melakukan investigasi di lokasi peristiwa yang menewaskan Yeremia terjadi.
Sementara, tim lainnya akan menuju ke Jayapura untuk mencari dan mendalami informasi dari berbagai pihak.
“Untuk tim Jayapura ini untuk mendalami informasi dari Gubernur, Kapolda, Pangdam dan pihak gereja,” kata Edwin, yang juga menjabat Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) itu.
Dalam kesempatan itu, Edwin menjelaskan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD juga telah meminta TGPF untuk memaksimalkan waktu sehingga dalam kurun waktu dua minggu bisa melaporkan hasil temuan dari investigasi tersebut.
“Iya dua minggu diharapkan sudah melaporkan hasil investigasi dan laporan kepada Pak Menko,” kata dia.
Sebelumnya, Mahfud menunjuk 30 orang yang terdiri dari berbagai unsur masyarakat untuk melakukan investigasi dan pendalaman terhadap peristiwa penembakan di Intan Jaya yang menewaskan Pendeta Yeremia dan dua anggota TNI serta seorang warga sipil.
Terkait kematian Pendeta Yeremia, pihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menuding oknum TNI lah yang telah menembak Yeremia hingga tewas di dekat kandang babi. Sementara pihak TNI justru bersikeras Yeremia tewas akibat ulah KKB.
Sementara itu, keluarga dan pihak gereja juga berpandangan bahwa Yeremia meninggal karena tembakan yang berasal dari oknum TNI.
Meski telah dibentuk, tim ini mendapat sikap skeptis dari berbagai masyarakat khususnya dari warga Papua sendiri. (tst/arh/CNN)