• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Umum

UKI Akan Buka Dua Program Studi Baru

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
27 February 2020
inUmum
50 4
AA
0
UKI Akan Buka Dua Program Studi Baru


Diakonia.id – Kabar gembira datang dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), pasalnya universitas yang telah berdiri sejak 66 tahun lalu ini akan membuka dua Program Studi (Prodi) baru.

Dua Prodi baru yang akan dibuka adalah Program Doktor Ilmu Hukum (PDIH) dan Program Doktor Manajemen Pendidikan (PDMP).

Demikian disampaikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Hukum dan Kerjasama, Universitas Kristen Indonesia (UKI) Ir Lolom Evalita Hutabarat MT, saat ditemui Netralnews di Gedung Rektorat, Senin (27/1/2020).

Gayung bersambut, rencana pembukaan Prodi baru ini didukung dengan diluncurkannya kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim yaitu Merdeka Belajar Jilid II, Tajuk Kampus Merdeka.

Salah satu kebijakan tersebut adalah otonomi bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Swasta (PTS) untuk melakukan pembukaan atau pendirian Prodi baru. Otonomi ini diberikan jika PTN dan PTS tersebut memiliki akreditasi A dan B, dan telah melakukan kerja sama dengan organisasi dan/atau universitas yang masuk dalam QS Top 100 World Universities.

Baca juga:   Dorothy Day, Aktivis Kiri yang Direkomendasikan Jadi Santa

Sebelumnya Mendikbud juga katakan, pengecualian berlaku untuk Prodi kesehatan dan pendidikan. Seluruh Prodi baru akan otomatis mendapatkan akreditasi C.

“Kita (UKI) sangat senang sekali (diluncurkannya kebijakan Merdeka Belajar Jilid II). Gayung bersambut, karena memang ke depan ini kita sedang mengusulkan beberapa Prodi baru. Tentunya ini seperti menjawab apa yang menjadi harapan kami,” kata Lolom.

Diakui Lolom, UKI berbeda dengan fakultas yang ada di PTN, di mana semua Prodi yang berjenjang S2 dan S3 mengakar di fakultas S1. Dua Prodi baru yang akan dibuka UKI sendiri adalah program pascasarjana untuk program doktor.

“Ketika semua Prodi sudah punya S2 mungkin kita akan kembalikan ke fakultasnya. Tetapi ini (dua Prodi baru) tersendiri di program pascasarjana, tidak bergabung di fakultasnya,” tegas dia.

Baca juga:   Masjid-Gereja Berdiri Berdampingan Bukti Kerukunan Umat Beragama di Kendari

Program Doktor Ilmu Hukum (PDIH)

Lolom menilai ada fenomena yang menarik di Magister Ilmu Hukum UKI. Pasalnya, UKI membuka Program Magister dan juga membuka kelas eksekutif. Di kelas eksekutif berisi orang-orang yang bekerja dengan gelar S1 dan yang di Program Magister ada yang telah meraih gelar doktor bidang lain, namun mau mengambil Hukum. Selain itu jumlah mahasiswa yang berminat akan program Hukum terbilang banyak.

“Bahkan untuk S1 yang eksekutif, yang sudah S2 bidang non Hukum, dia mau mengambil S1 Hukum karena untuk mengambil MIH, dia tetap harus mengikuti dulu beberapa mata kuliah Hukum. Sehingga jalurnya masuk di kelas eksekutif ini, kemudian baru melanjut S2 Hukum,” kata dia.

Lolom melihat, di Indonesia semua bidang sekarang ini banyak terkait dengan Hukum dan banyak orang aware dan tertarik dengan Hukum. “Mungkin kalau dulu hukum terkesan terlalu banyak birokrasi, namun sekarang lebih transparan,” sambung dia.

Baca juga:   Apakah Alkitab mengajarkan kebencian terhadap wanita? Apakah maksud misoginis?

Program Doktor Manajemen Pendidikan (PDMP)

Lebih lanjut Lolom paparkan bahwa UKI juga menyediakan asrama mahasiswa yang kini diisi sebanyak 197 orang dari berbagai daerah, bak miniatur Indonesia. Mahasiswa tersebut disebut banyak yang bukan tinggal di kota atau pusat provinsi, melainkan ada yang berasal dari wilayah kecil bahkan pelosok.

UKI lantas melihat bahwa ke depan pemerintah pusat, melalui kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), wilayah kecil dan pelosok sudah difasilitasi dengan akses internet. Menurutnya, ini bisa membantu mempercepat pemerataan pendidikan di Indonesia.

“Itulah yang kita lihat, guru-guru pengambil keputusan, untuk dinas-dinas pendidikan di daerah. Sehingga kita buka PDMP agar yang dari daerah mampu mengelola pendidikannya paling tidak bisa setara dengan Jakarta,” kata dia. (netralnews)

Join @idDiakonia on Telegram
Share27SendShareTweet17Share5Share7Send
Previous Post

Bupati Karimun Punya 5 Poin Kesepakatan Terkait Polemik Penolakan Gereja

Next Post

Dapatkah seseorang menjadi orang Kristen dan homoseksual sekaligus?

Next Post
Nigeria lakukan penangkapan massal terkait homoseksualitas

Dapatkah seseorang menjadi orang Kristen dan homoseksual sekaligus?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 77 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In