• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Gereja

Wajah Oikumene di Mentawai, Saatnya Kita Bertindak

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
17 November 2021
inGereja
44 3
0
Wajah Oikumene di Mentawai, Saatnya Kita Bertindak
59
SHARES
313
VIEWS

Diakonia.id – Kepulauan Mentawai memang eksotis. Hamparan pulau-pulau yang terletak di bibir Samudera Hindia menyajikan keunikan budaya yang tetap terawat. Masyarakat Mentawai juga dikenal sangat erat dan kuat memegang tradisi dan adat yang diwariskan leluhur mereka secara turun temurun. Keragaman hayati dan kebudayaan daerah yang dijuluki ‘Bumi Sikerei’ ini juga dipercantik dengan bentangan pantai-pantai berpasir putih menjadi tempat nyaman bagi penikmat sunset, selain gulingan ombaknya yang menjadi surga bagi para peselancar kelas dunia.

Ironisnya, surga kecil di Provinsi Sumatera Barat itu tak berkontribusi bagi pengembangan hidup masyarakat adat Mentawai. Daerah yang terletak di sebelah Barat Pulau Sumatera ini merupakan salah satu lubang hitam dalam upaya pemerataan pembangunan di Indonesia. Dalam daftar Daerah Terpencil 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) di Indonesia, nama mereka masih tercatat tebal.

Masyarakat Mentawai bukanlah nelayan tangguh, sekalipun sehari-hari mereka kental menghirup bau laut. Orang-orang Mentawai lebih berorientasi ke darat sebagai peramu dan petani. Hasil laut hampir seluruhnya digarap nelayan-nelayan tangguh Minangkabau atau lainnya. Sayangnya, hutan sebagai pusat kehidupan dan ritual mereka semakin terancam kelestarian hayatinya dari waktu ke waktu. Romantisme era globalisasi yang kerap terjebak pragmatism dan tidak memihak pada lingkungan lestari turut menggerus tutupan hutan dan daya dukung Kepulauan Mentawai. Deforestasi semakin meluas dan menggerus perlahan konsep harmoni dan saling bergantung dalam filosofis asli Mentawai, ‘Arat Bulungan’ digempur modernisme. Masyarakat adat semakin berjarak dengan hutan.

Baca juga:   SE Kemenag Kenaikan Isa Almasih: Gereja Dibatasi 50 Persen

Keterisolasian wilayah, konektifitas antarpulau yang lemah, serta keberpihakan anggaran yang timpang merupakan beberapa persoalan utama Kepulauan Mentawai. Masalah-masalah mendasar ini memperanakan rangkaian problem lainnya yang tali-temali menjerat pengembangan pembangunan di Mentawai. “’Pengelolaan politik anggaran sangat tidak berpihak pada wilayah kami’, ucap Pak Wakil Bupati dengan lirih saat kami melipir ke salah satu warung makan sederhana di Tuapejat, Ibukota Kabupaten Mentawai.

Ketertinggalan pembangunan di Kepulauan Mentawai menjadi catatan pergumulan gereja-gereja di wilayah itu. Laporan Persidangan Sinode Am IX Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) yang baru digelar di Jemaat Saibi Samukop, Siberut Tengah, memotret pergulatan pelayanan gereja yang nampak selaras dengan tantangan kewilayahan Kepulauan Mentawai. Kalau keuangan dipakai sebagai salah satu indicator pertumbuhan gereja, tak berlebihan untuk mengatakan bahwa gereja-gereja di Kepulauan Mentawai juga terhisab ke dalam kategori 3T. GKPM dalam hal ini bergulat keras dengan kemandirian dana untuk menopang gereja secara institusi maupun implementasi program pelayanannya.

Baca juga:   Gereja-Gereja yang Lebih Menuruti Hawa Nafsu

Dalam seluruh tantangan wilayah dan pelayanannya, kita patut bersyukur bahwa para pelayan GKPM tetap solid mempertahankan militansi pelayanannya di wilayah kepulauan itu. Keteguhan mereka melayani jemaat di tengah situasi sulit membutuhkan nyali kenabian yang besar. Melayani di wilayah 3T memang butuh nyali dan kecintaan yang prima, apalagi bila pelayanan mereka ditakar dengan gaji bulanan seorang pendeta yang nilainya hanya 35% dari Peraturan Pemerintah No.30, 2015, tentang gaji pokok PNS. Realisasi pendapatan tahunan Sinode GKPM dari jemaat-jemaat dalam 4 tahun terakhir sebesar rata-rata 50% dari besaran target mempertegas beratnya pelayanan di wilayah yang telah dimasuki injil selama lebih kurang 100 tahun.

Indikator pemberdayaan pelayanan gereja memang tak melulu diukur dengan uang. Soliditas persekutuan umat dan keteguhan melayani para pelayannya adalah aspek penting yang harus terus digelorakan untuk menghadapi masalah kewilayahan dalam pelayanan gereja di Mentawai. Sekalipun demikian, moralitas dan militansi pelayanan tak bisa dikerangkeng dalam retorika kosong ‘rasa keterpanggilan’, tanpa memperhatikan daya dukung pada aspek kesejahteraan sosial dan ekonomi umat serta para pelayan. Berkembangnya kasus-kasus konversi iman warga jemaat di Mentawai yang semakin marak, tak serta merta bisa dikecam bila pilihan hijrah iman dilakukan secara bebas karena iming-iming peningkatan kualitas hidup yang lebih layak.

Baca juga:   Hikmat "Diciptakan" Allah, Amsal 8:22-31

Tantangan pelayanan gereja di Kepulauan Mentawai adalah Potret kecil dari wajah ‘gereja-gereja kita’ yang bergelut di wilayah-wilayah 3T.

Mentawai adalah ‘kita’, bagian dari tubuh Oikumene gereja-gereja di Indonesia. Pengakuan ini sekaligus menegaskan panggilan untuk memenuhi visi Kristus bagi kita sebagai tubuh orang percaya yang saling melayani dengan berbagai karunia.

Semoga catatan pendek ini dimengerti sebagai undangan bagi gereja-gereja di Indonesia untuk bergabung dalam doa dan dukungan bagi Mentawai.

Pdt. Jacklevyn Manuputty

sumber: https://pgi.or.id/wajah-oikumene-di-mentawai-saatnya-kita-bertindak/

Join @idDiakonia on Telegram
Previous Post

Seruan Global untuk Menumbuhkan Perdamaian dan Akuntabilitas di Sudan Selatan

Next Post

Dilema Pelayanan Pendeta di Wamena dan Sekitarnya

Next Post
Dilema Pelayanan Pendeta di Wamena dan Sekitarnya

Dilema Pelayanan Pendeta di Wamena dan Sekitarnya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 77 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In