Diakonia.id –
Syarat utama untuk melayani Allah dengan kesuksesan besar, dan untuk melakukan pekerjaan Allah dengan baik dan penuh kemenangan, adalah kesadaran akan kelemahan diri kita sendiri. Ketika pejuang Allah bergerak maju dalam perang, kuat dalam tenaganya sendiri, ketika dia menyombong, “Aku tahu aku akan menang, tangan kananku sendiri dan pedang penaklukku akan mengantarkanku kepada kemenangan,” kekalahan sudah di depan mata. Allah tidak maju bersama dengan manusia yang maju dalam kekuatannya sendiri. Ia yang menganggap dirinya akan menang ternyata salah perhitungan, karena “bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.” [Zakharia 4:6] Mereka yang maju perang, mengumbar kegagahannya, akan pulang dengan spanduk kebodohannya yang terseret dalam debu dan pakaian bajanya yang ternodai aib. Mereka yang melayani Allah harus melayani-Nya dengan cara-Nya, dan dalam kekuatan-Nya, atau Dia tidak akan pernah menerima pelayanan mereka. Segala yang dikerjakan manusia, tanpa pertolongan ilahi, tidak akan diakui Allah. Buah dunia belaka Dia campakkan; Dia hanya menuai jagung yang benihnya ditabur dari surga, diairi oleh anugerah, dan dimatangkan oleh mentari kasih ilahi. Allah akan mengosongkan segala yang engkau punya sebelum Dia menaruh milik-Nya ke dalam engkau; Dia akan membersihkan lumbungmu sebelum Dia akan memenuhinya dengan gandum yang terbaik. Sungai Allah penuh air; tapi tidak satu tetes pun mengalir dari mata air duniawi. Allah dalam perang-Nya tidak menggunakan kekuatan selain kekuatan yang Dia sendiri berikan. Apakah engkau meratapi kelemahan dirimu? Teguhkanlah hatimu, karena memang harus ada kesadaran akan kelemahan diri sebelum Tuhan memberimu kemenangan. Kehampaanmu hanyalah persiapan agar dirimu diisi, dan hatimu yang muram hanyalah persiapan agar dirimu diangkat.
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.