Diakonia.id – Minggu ini akhirnya saya berkesempatan menonton film ‘The Book of Eli’. Film itu menceritakan seorang pria bernama Eli yang membawa sebuah ‘buku’, yakni salinan Alkitab KJV terakhir di dunia. Dia datang ke suatu kota dimana Carnegie, penguasa setempat, sedang mencari Alkitab untuk digunakan sebagai alat mengontrol orang. Carnegie tahu Eli membawa ‘buku’ yang dicarinya itu, namun Eli tidak bersedia menyerahkan sehingga timbul konflik.
Di tengah cerita, seorang preman anak buah Carnegie bertanya, mengapa mereka dipaksa berusaha sedemikian keras untuk mendapatkan ‘buku’ itu.
Dengan kemarahan yang menyembur, Carnegie berteriak :
“Itu bukan buku! Itu senjata! Senjata yang diarahkan tepat ke hati dan pikiran orang-orang yang lemah dan putus asa. Buku itu akan memberi kita kendali atas mereka. Jika kita ingin berkuasa di lebih dari satu kota kecil, kita harus memiliki buku itu. Orang akan datang dari mana saja dan akan melakukan persis seperti yang kukatakan jika kata-kataku berasal dari buku itu. Dulu sudah pernah terjadi demikian, dan itu akan terjadi lagi. Yang kita butuhkan adalah buku itu!”
Ada kebenaran yang terkandung dalam film itu. Alkitab adalah Buku Kebenaran. Isinya adalah tentang dan menunjuk kepada Yesus. Jika Anda membaca Alkitab dengan kacamata salib, yang Anda temukan adalah penebusan dan kehidupan. Dan itu memerdekakan Anda.
Tapi jika dibaca secara salah, Alkitab itu ‘mematikan’. Terkubur di balik dusta terdapat seperangkat hukum yag disebut Hukum Taurat, yang Paulus sebut sebagai ‘pelayanan kematian’ (2 Korintus 3:7).
Selama ribuan tahun, orang-orang telah menyalahgunakan bagian Taurat dari Alkitab untuk mengontrol dan memanipulasi orang lain.
Tujuannya adalah memperhamba dan mendominasi, dengan ketakutan dan penghukuman sebagai alatnya.
Orang telah lama hidup di bawah hukum yang menitikberatkan pada perbuatan diri, sejak Adam dan Hawa memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat.
Yesus mati untuk membebaskan kita dari kutuk hukum itu, tapi banyak orang kembali lagi dan kembali lagi ke pohon terlarang itu untuk makan segigit lagi.
Paulus mengingatkan bahwa kita menjadi ‘di luar Kristus’ jika kita menempatkan kembali diri kita di bawah Hukum (Galatia 5:4).
Apa yang membuat kasih karunia Allah tidak berdampak dalam hidup kita?
Yaitu dengan kembali terjerat dalam hal-hal agamawi tentang melakukan sesuatu untuk menjadi benar.
Jika saya jadi Adam, hal pertama yang akan saya lakukan adalah membuat pagar keliling pohon terlarang dan menaruh tanda peringatan di pagar tersebut.
Tentunya sudah sangat terlambat hal itu dilakukan sekarang, tapi tidaklah terlambat untuk menaruh tanda peringatan bahaya di sekeliling Hukum Taurat.
Di bawah ini adalah tanda-tanda awal yang menunjukkan apakah anda sedang hidup di bawah kuk perhambaan Taurat, atau sedang berjalan sebagai orang merdeka dalam kasih karunia-Nya yang mulia.
Tujuan saya bukanlah untuk menghakimi anda, tapi ingin melihat Anda berdiri tegak dan merdeka dalam Kristus.
7 tanda anda masih di bawah Taurat :
1. Anda tidak 100% yakin bahwa anda telah 100% diampuni
Allah mengampuni dosa bukan dengan cara mencicil. Tapi SEKALIGUS. SEMUA dosa dan pelanggaran kita SUDAH diampuni di kayu salib (Kolose 2:13), saat Allah Anak menghapuskan dosa oleh korban diri-Nya sendiri (Ibrani 9:26).
Baik Allah Bapa (Ibrani 8:12) maupun Allah Roh Kudus (Ibrani 10:17) tidak lagi mengingat-ingat dosa anda.
2. Anda percaya bahwa sebagai orang Kristen anda memiliki tugas atau kewajiban melayani Tuhan
Tugas dan kewajiban adalah sinonim bagi keharusan, dan ini adalah gambaran pola pikir yang merasa berhutang pada Allah.
Saya banyak mendengar kalimat ini, “Yesus sudah melakukan banyak hal untuk Anda. Apa yang akan Anda lakukan untuk Dia?”
Allah telah memberikan kepada kita segalanya.
Pernah berpikir kenapa?
Dia melakukannya “supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.” (Efesus 2:7)
Dia tidak sekedar kaya dalam hal kasih karunia, tapi kaya berlimpah-limpah.
Anda sedang menganggap murah dan meremehkan kasih karunia-Nya jika berpikir anda mempunyai kewajiban atau keharusan untuk membayar kebaikan-Nya.
Kewajiban anda adalah PERCAYA bahwa Dia baik dan benar.
Melayani Allah bukan kewajiban kita. Itu adalah hak istimewa kita.
Melayani Allah bukan tugas kita. Itu adalah kesukaan kita.
3. Anda menderita sindrom ‘jaim/jaga image’
Jaim adalah respon rasional atas ketidakpastian hidup di bawah Perjanjian Lama (old covenant). Tapi jaim tidak memiliki tempat dalam perjanjian yang baru.
Kita ‘menimba air dari mata air keselamatan penuh kegirangan’ (Yesaya 12:3).
Di bawah Taurat kita hidup penuh ketakutan dan kecemasan akan performa kita. Tapi di bawah kasih karunia kita hidup dengan penuh kegirangan dan rasa syukur.
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.” (Roma 4:7-8)
Allah telah menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya dan dengan memiliki Bapa seperti Dia, kita tak perlu kuatir tentang apapun juga (Matius 6:32).
Allah adalah Penyedia yang suka memberi kepada yang meminta kepada-Nya (Matius 7:11).
Orang yang melayani di bawah Taurat tidak merasa aman, tapi anak selalu merasa aman.
4. Anda berpikir bahwa Allah memberkati anda jika anda mengerjakan ‘bagian’ anda
Inti kehidupan yang diperbudak Taurat adalah “Saya harus melakukan sesuatu bagi Allah”, didorong oleh motivasi mendapatkan keselamatan atau berkat lain. Tapi sebenarnya pola pikir seperti ini adalah antikris dan anti salib.
Anda diselamatkan BUKAN karena perbuatan anda. Anda diselamatkan HANYA oleh kasih karunia (Roma 3:24).
Kasih karunia dan perbuatan TIDAK BISA dicampur (Roma 11:6).
Kasih karunia, damai sejahtera dan setiap berkat rohani SUDAH diberikan Bapa kepada kita melalui Yesus Kristus (Efesus 1:3). Kita TIDAK dipanggil untuk bekerja BAGI Tuhan (work FOR God), tapi untuk melakukan pekerjaan Tuhan (work OF God).
Kasih karunia adalah bagian Tuhan. Iman adalah bagian kita (Efesus 2:8). Iman adalah respon positif atas apa yang Yesus sudah lakukan. Iman berkata, “Terimakasih Yesus!”.
5. Anda berpikir harusnya lebih banyak khotbah tentang pertobatan
Pertobatan menyelamatkan hidup. Tapi khotbah tentang pertobatan TIDAK membawa orang untuk bertobat.
Orang dengan pola pikir Taurat menekankan apa yang harus orang lakukan (bertobat!), tapi kasih karunia memproklamasikan apa yang Allah SUDAH lakukan (segalanya).
Orang dengan pola pikir Taurat menggunakan ketakutan dan penghakiman untuk mengubah orang, yang hasilnya adalah perubahan perilaku yang sifatnya sementara.
Tapi kasih karunia (bahwa Allah itu baik dan Ia mengasihi kita) akan mengubah hati terkeras sekalipun. Jika hati seseorang berubah maka hidunya otomatis berubah.
Jadi jika kita ingin orang bertobat permanen, kabarkan kabar baik, kabarkan kebaikan Allah (Roma 2:4).
6. Anda pikir harus menang dari setiap pencobaan hidup, jika tidak Yesus akan menghapus nama Anda dari Buku Kehidupan
Ini sama sekali bukan tentang Anda!
Tapi tentang Yesus yang ‘telah mengalahkan dunia’ (Yohanes 16:33).
Siapapun yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang telah mengalahkan dunia, adalah PEMENANG, karena Sang Pemenang ada dalam diri mereka (1 Yohanes 5:4-5). Yesus berjanji bagi para pemenang di Sardis bahwa Ia ‘tidak akan’ menghapus nama mereka dari buku kehidupan.
Sayangnya orang berorientasi Taurat berpikir dengan penuh ketakutan bahwa Tuhan Yesus akan berubah pikiran saat melihat mereka gagal dan benar-benar menghapus nama mereka.
7. Anda pikir mengikut Yesus adalah tentang ‘menyerahkan sesuatu’
Kekristenan adalah tentang pertukaran ilahi, hidup kita dan hidup-Nya.
Orang bilang mengikut Yesus itu harus mengorbankan segalanya.
Benar.
Anda tak dapat memanggil-Nya ‘Tuhan’ tanpa menyerahkan hak atas hidup Anda.
Tapi lihat apa yang anda peroleh!
Jika anda pikir keselamatan tak lebih dari penyangkalan diri dan pengorbanan pribadi, maka anda telah salah besar.
Yesus menawarkan pertukaran tak adil : HidupNya bagi hidup kita. Kita menyerahkan diri kita yang kecil dan penuh dosa, tapi mendapatkan Yesus dan segala berkat rohani sebagai balasannya.
Bapa bisa berkenan pada kita karena adanya pertukaran ini. Karena saat Dia melihat kita, yang Dia lihat adalah hidup Anak-Nya Yesus. Dan Bapa sangat berkenan pada Anak-Nya Yesus.
Orang berorientasi Taurat melihat pada apa yang harus diserahkan kepada Allah, tapi orang yang mengerti kasih karunia melompat kegirangan karena melihat pada apa yang disediakan oleh Allah.
Berhenti berpikir tentang apa yang harus Anda serahkan, mulailah bersukacita atas apa yang sudah Dia berikan!
[Paul Ellis : Seven Signs that You Might Be Living Under Law; 6 November 2010]
http://escapetoreality.org/2010/11/06/under-law-1-7/
*) Diterjemahkan oleh Mona Yayaschka/dailygracia