• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Internasional

8 Anggota ISIS di Mesir Dijatuhi Hukuman Mati

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
4 March 2021
inInternasional
AA
0
8 Anggota ISIS di Mesir Dijatuhi Hukuman Mati

Diakonia.id – Pada tahun 321, Kaisar Romawi, Konstantin, akhirnya mengizinkan kaum Yahudi bekerja untuk pemerintah kota dan administrasi Vatikan, Kuria Roma, di Köln. Dekrit tersebut merupakan jejak sejarah paling kuno yang membuktikan keberadaan Yahudi di utara Alpen.

“Kehidupan Yahudi di wilayah yang sekarang kita sebut sebagai Jerman, sudah ada jauh lebih lama ketimbang negara Jerman sendiri,” kata Maram Stern, Direktur Kongres Yahudi Internasional, Kamis (30/12). “Sebab itu kita harus semakin melindungi kehidupan Yahudi dari kebencian kuno maupun yang baru.”

Hingga abad ke10, tercatat hanya 5.000 orang Yahudi hidup di wilayah kekuasaan dinasti Karolinga. Selama tiga setengah abad kemudian kehidupan Yahudi berkembang pesat di bawah perlindungan kerajaan atau gereja. Mereka merupakan pedagang dan bankir yang berpengaruh.

Namun Perang Salib akhirnya membawa petaka bagi bangsa minoritas tersebut. Pembantaian dan genosida, antara lain demi menguasai kekayaan warga Yahudi, berlangsung di bawah pengawasan gereja. Hingga abad ke-19, kehidupan Yahudi tidak pernah lagi semarak seperti pada masa keemasan tersebut.

Baca juga:   Warga Kristen - Muslim Irak Bangun Gereja dan Masjid yang Hancur karena ISIS

Konfrontasi antisemitisme di tahun perayaan

Sepanjang tahun 2021 Jerman akan menggelar lebih dari 1.000 acara untuk merayakan sejarah kehidupan Yahudi. Salah satunya adalah Festival Tabernakel pada musim gugur. Festival ini merupakan salah satu tradisi umat Yahudi untuk merayakan hasil panen.

Rangkaian acara diniatkan “untuk mengenal kebudayaan Yahudi dengan lebih dalam,” kata Jürgen Rüttgers dari yayasan penyelenggara. “Karena kita di Jerman banyak berutang budi kepada saudara kita yang Yahudi,” imbuhnya.

Dia mengakui tahun perayaan digelar ketika sentimen antisemitisme kembali meruak di Eropa. Menurutnya marjinalisasi dan diskriminasi terhadap warga Yahudi semakin meningkat, “dan sekarang kesannya kita memulai dari nol lagi,” ujarnya merujuk pada upaya Jerman mengusir antisemitisme pasca Perang Dunia II.

“Kita di Jerman butuh waktu lama untuk membangun budaya mengingat, yang diharapkan mencegah terulangnya kejahatan kemanusiaan dan genosida,” serupa Holocaust, kata Rüttgers. Dia menuntut campur tangan negara, dan “komunitas-komunitas agama untuk melindungi warga Yahudi,” dari serangan antisemitisme.

Baca juga:   Pesan Paskah 2020 Dewan Gereja-Gereja Sedunia

Karena menurut Rüttgers, “lahan subur bagi kaum antisemit ada di setiap negara di Eropa.”

“Kebencian Yahudi tidak pernah benar-benar bisa dikalahkan,” kata Anna Staroselski, Presiden Perhimpunan Mahasiswa Yahudi di Jerman. “Pandangan anti Yahudi ini sudah terbukti dianut oleh 20 persen warga Jerman,” imbuhnya.

Dialog antaragama sebagai kunci koeksistensi

Kembalinya antisemitisme di Jerman dinilai berkaitan dengan kebangkitan kaum ekstrim kanan dan arus masuknya pengungsi dari Timur Tengah. Khususnya untuk yang terakhir, Jerman diajak menggunakan pendekatan lunak.

Solusinya, menurut tokoh Yahudi Jerman, Michel Friedman, terletak pada dialog antara Yahudi dan Muslim. Pertukaran itu “penting untuk mengisyaratkan kepada masyarakat agar berhenti mengadudomba kami,” katanya kepada majalah Protestan, Chrismon.

Baca juga:   Penembakan di Gereja California AS, 1 Orang Tewas dan 4 Terluka Parah

Bekas wakil direktur Komite Sentral Yahudi Jerman itu menegaskan; “Dialog hanya akan terjalin jika semua pihak menghindari menyamakan antara Islamisme dan Islam.” Karena menurutnya, ideologi kekerasan itu “merupakan bahaya laten” tidak hanya bagi warga Yahudi, tetapi juga muslim.

Kesamaan tersebut dinilai bisa membuka ruang pertukaran yang positif antara umat kedua agama Samawi. Sebaliknya permusuhan berdasarkan agama tidak memiliki tempat di dalam demokrasi, di mana “ideologi politik atau agama tidak berada di atas konstitusi dan selamanya tidak bisa dijadikan sebagai alasan,” untuk tindak kekerasan.

Hal serupa diutarakan sastrawan Yahudi-Jerman, Max Czollek. Kepada majalah Chrismon dia mengatakan, serangan teror kanan terhadap warga Turki dan Hanau dan sinagoga di Halle tahun ini adalah sebuah peringatan keras.

Pilihannya terletak antara “masa depan bagi warga Muslim dan Yahudi bersama-sama, atau tidak sama sekali,” tuturnya.

Sabine Oelze (rzn/as/detik)

Join @idDiakonia on Telegram
Share23SendShareTweet14Share4Share6Send
Previous Post

Apa yang diajarkan alkitab mengenai uang suap atau menerima suapan?

Next Post

Polisi Sebut KKB yang Tewas Buron Kasus Penyerangan Freeport

Next Post
Polisi Sebut KKB yang Tewas Buron Kasus Penyerangan Freeport

Polisi Sebut KKB yang Tewas Buron Kasus Penyerangan Freeport

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 77 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2020 Diakonia Indonesia