• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Apologetika

Apakah ajaran ‘tabur-tuai’ alkitabiah?

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
21 March 2021
inApologetika, Belajar Alkitab, Umum
52 2
0
Mengapa orang-orang Kristen tidak berpuasa sebagaimana orang-orang Muslim?
69
SHARES
361
VIEWS


Diakonia.id – Menurut Alkitab, apakah kita menuai apa yang kita tabur? Prinsip tabur tuai dijumpai di sepanjang Alkitab, karena hal ini sering dijumpai oleh manusia. Upaya mempekerjakan tanah guna memanen hasilnya berkaitan erat dengan sejarah umat manusia. Salah satu bagian dari kutukan Adam ialah bahwa tanah akan menghasilkan duri sebagai hasil dari upaya Adam dan “dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu” (Kejadian 3:19). Dama memahami konsep “tabur-tuai” baik secara harafiah maupun secara kiasan.

Kiasan menuai apa yang ditabur juga dapat merujuk pada dua ayat dalam Perjanjian Baru. Salah satunya ditemui dalam 2 Korintus 9:6, “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” Satunya lagi ditemukan dalam Galatia 6:7, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Sebagai prinsip umum, memang benar bahwa aktifitas menabur akan diikuti oleh penuaian apa yang ditabur. Hal ini berlaku secara agraris dan juga dalam halnya pilihan hidup. Oleh karena itu, ajaran “tabur-tuai” itu alkitabiah.

Baca juga:   Umat Kristen Jepang dipaksa menginjak simbol wajah Yesus sebagai bukti murtad pada abad ke-17

Adapula ayat Perjanjian Lama yang membahas prinsip tabur-tuai. “Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana,” ditulisnya Raja Salomo (Amsal 22:8). “Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan”, kata nabi Hosea (10:13). “Mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka” ucap Hikmat dalam Amsal 1:31. Dalam setiap kasus, hukum tabur dan tuai merujuk kembali pada keadilan Allah.

Meskipun ada prinsip rohani yang berlaku dalam halnya ketika kita menabur perbuatan jahat, kita akan menuai akibat yang buruk, adapula belas kasihan. Untungnya kita tidak selalu menuai apa yang kita tanam. Allah berhak berbelas kasihan pada siapapun yang Ia hendaki, sebagaimana firman-Nya kepada Musa, “Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati” (Roma 9:15). Oleh karena belas kasihan Allah, kita memperoleh kediaman surgawi kelak, meskipun kita berdosa. Kita menabur kelaliman dan korupsi, dan Yesus menuai hukuman kita di atas kayu salib. Terpujilah Dia selamanya.

Baca juga:   Temui Mahfud MD, ICRP Sampaikan Unek-unek Soal Intoleransi dan Rumah Ibadah

Kadang yang tampak bagaikan tuaian panen bukan demikian. Ketika Ayub sedang menderita, teman-temannya menganggap kesulitan yang menimpanya sebagai hukuman adil dari Allah atas dosa yang dirahasiakan. Elifas, teman Ayub berkata: “Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga” (Ayub 4:8). Namun dalam kasus Ayub, Elifas keliru. Tuaian belum tiba – dan tidak tiba sampai akhir kitab itu (Ayub 42:10-17). Mengalami situasi buruk bukan berarti kita telah menabur benih yang buruk. Prinsip tabur-tuai secara umum benar, tapi tidak selalu terjadi dalam setiap situasi yang kita jumpai.

Baca juga:   BULAN DARAH dan Peristiwa yang Melanda Bangsa Israel

“Tabur-tuai” berlaku baik secara positif maupun secara negatif. “Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu” (Galatia 6:8). Ayat ini merangkum prinsip tabur-tuai dengan baik. Ketika kita bersikap egois, sombong, tidak adil, fasik, dan mengandalkan diri, maka kita sedang “menabur dalam daging,” dan kebinasaan menanti. Ketika kita bersikap tanpa pamrih, murah hati, ramah, dan mengandalkan pemeliharaan dan keselamatan dari Allah, kita sedang “menabur dalam Roh” dan menuai kehidupan kekal.

Iman dalam Yesus dan pencarian akan kesalehan adalah “menabur dalam Roh.” Menabur dalam daging, mengandalkan diri sendiri dan kemampuan kita tanpa pertolongan Allah, hanya akan membawa pada jalan buntu. Namun ketika kita percaya pada Kristus, kita mendapat kehidupan kekal. Kasih-Nya bagaikan tanah yang subur yang darinya kita menuai buah yang baik. (gotquestions)

Join @idDiakonia on Telegram
Previous Post

Seri 2: Apakah Isa yang dimaksud dalam Quran adalah Yesus?

Next Post

Ciri-Ciri Kristen Radikal yang Perlu Dipahami dan Dipelajari Umat Kristiani

Next Post
Kanon Alkitab

Ciri-Ciri Kristen Radikal yang Perlu Dipahami dan Dipelajari Umat Kristiani

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 77 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In