• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Gereja
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Gereja
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home

Apakah keselamatan hanya oleh iman, atau iman ditambah perbuatan?

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
20 April 2020
inApologetika, Umum
90 1
AA
2
HIDUP OLEH IMAN

Diakonia.id – Apakah keselamatan hanya oleh iman, atau iman ditambah perbuatan?

Ini mungkin adalah pertanyaan yang paling penting dalam teologi kekristenan.

Pertanyaan inilah yang menyebabkan timbulnya Reformasi; perpecahan antara gereja Protestan dan Katolik. Pertanyaan ini menjadi perbedaan utama kekristenan alkitabiah dan ajaran-ajaran sesat.

Apakah keselamatan “hanya oleh iman” saja atau “iman ditambah perbuatan”?

Apakah saya diselamatkan hanya karena percaya kepada Yesus saja, atau saya harus percaya kepada Yesus dan kemudian melakukan hal-hal tertentu?

Pertanyaan tentang “hanya iman” atau “iman ditambah perbuatan” menjadi makin sulit karena beberapa ayat Alkitab sepertinya saling bertentangan.

Bandingkan Roma 3:28, 5:1 dan Galatia 3:24 dengan Yakobus 2:24. Ada beberapa orang yang melihat adanya pertentangan antara konsep Paulus, yang mengajarkan keselamatan hanya oleh iman saja, dengan konsep Yakobus, yang mengajarkan keselamatan oleh iman harus ditambah perbuatan.

Baca juga:   Apa yang diajarkan Alkitab mengenai penyakit pandemi / wabah?

Kenyataannya, Paulus dan Yakobus sama sekali tidak bertentangan.

Satu-satunya pertentangan yang dimaksud adalah mengenai relasi antara iman dan perbuatan. Paulus mengajarkan bahwa pembenaran hanya oleh iman semata-mata (Efesus 2:8-9), sementara Yakobus, seolah-olah, menyatakan bahwa pembenaran oleh iman harus ditambah perbuatan.

Apa yang terlihat seperti hal yang bertolak belakang ini dapat dijawab dengan mengamati apa sebetulnya yang dikatakan oleh Yakobus.

Yakobus sebenarnya berusaha mengoreksi pandangan bahwa seseorang dapat beriman tanpa menghasilkan perbuatan baik apapun (Yakobus 2:17-18). Yakobus menekankan bahwa iman yang sejati kepada Kristus akan menghasilkan perubahan hidup dan perbuatan-perbuatan baik (Yakobus 2:20-26).

Baca juga:   KASIH KARUNIA BERSIFAT INKLUSIF, TAPI INKLUSIONISME BUKANLAH KASIH KARUNIA

Yakobus tidak bermaksud mengatakan bahwa pembenaran oleh iman ditambah perbuatan, namun mengatakan bahwa seseorang yang sudah betul-betul dibenarkan melalui iman akan menghasilkan perbuatan baik dalam hidupnya. Jika seseorang mengaku dirinya sebagai orang percaya, namun tidak melakukan perbuatan baik dalam hidupnya, maka kemungkinan dia tidak pernah memiliki iman yang sejati kepada Kristus (Yakobus 2:14, 17, 20, 26).

Paulus mengatakan hal yang sama dalam tulisan-tulisannya. Buah yang baik seharusnya dimiliki oleh orang-orang percaya, dinyatakan dalam Galatia 5:22-23. Segera sesudah menjelaskan bahwa kita diselamatkan melalui iman dan bukan oleh perbuatan (Efesus 2:8-9), Paulus menekankan bahwa kita diciptakan untuk melakukan perbuatan baik (Efesus 2:10).

Baca juga:   Bagaimana saya bisa tahu jika keinginan hati saya berasal dari Allah?

Sama seperti Yakobus, Paulus juga mengajarkan adanya perubahan hidup. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus 5:17).

Yakobus dan Paulus bukan berbeda pendapat dalam pengajaran mereka mengenai keselamatan. Mereka membahas topik yang sama, hanya dari perspektif yang berbeda saja.

Paulus menekankan bahwa pembenaran hanya oleh iman, sementara Yakobus menekankan bahwa iman dalam Kristus harusnya menghasilkan perbuatan-perbuatan baik.

Join @idDiakonia on Telegram
Share46SendShareTweet29Share8Share12Send
Previous Post

Setidaknya 200 gereja disegel atau ditolak dalam 10 tahun terakhir, apa yang seharusnya dilakukan pemerintah?

Next Post

Apakah Yesus satu-satunya jalan ke Surga?

Next Post
Nama dan gelar Yesus

Apakah Yesus satu-satunya jalan ke Surga?

Comments 2

  1. Gandhi Waluyan says:
    2 years ago

    Mengapa untuk sebuah keyakinan tidak mengambil ajaran dari sumbernya yaitu Yesus? Mengapa harus melihat pendapat org lain. Apalagi pendapat org yg bukan murid Yesus. Apakah Yesus tdk memberi ajaran itu? Saya ada melihat beberapa referensi perkataan Yesus yg bs dijadikan acuan. Misalnya Matius 7 atau Matius 5.

    Reply
    • Gandhi Waluyan says:
      12 months ago

      mengapa tdk ada jawaban utk pertanyaan sy ini??

      Reply

Leave a ReplyCancel reply

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 75 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Gereja
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Follow & Support Us!!

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

true