• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia Indonesia
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia Indonesia
No Result
View All Result
Home Apologetika

Apakah penguburan satu-satunya pilihan bagi orang Kristen?

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
22 September 2020
inApologetika, Belajar Alkitab, Umum
43 4
AA
0
Mengapa orang-orang Kristen tidak berpuasa sebagaimana orang-orang Muslim?


Diakonia.id – Sebagian besar umat Kristen di sepanjang sejarah ingin supaya kematiannya dirayakan dengan upacara yang menyatakan pesan kebangkitan tubuh; upacara itu, yang mengandung berbagai tradisi dan ritual, telah dikenal dengan julukan “penguburan Kristen.” Tentunya ada alternatif lain bagi umat Kristen; kremasi, sebagai contohnya, meskipun tidak dianggap “tradisional.”

Penguburan Kristen bukanlah istilah yang ditemukan dalam Alkitab. Alkitab tidak memberi instruksi khusus mengenai cara menangani jenazah setelah kematian. Menurut kebudayaan pada zaman Alkitab ditulis, penguburan di dalam makam, gua, atau di dalam tanah merupakan cara umum menyingkirkan jenazah (Kejadian 23:19; 35:19-20,29; 2 Tawarikh 16:14; Matius 27:60-66). Salah satu cara umum mengubur di dalam Alkitab adalah dengan menempatkan orang mati di dalam makam yang duduk di atas permukaan tanah, bagi mereka yang mampu. Bagi mereka yang tidak mampu, jenazah dikuburkan di dalam tanah. Di dalam Perjanjian Baru, makam di atas permukaan tanah dikhususkan bagi mereka yang kaya. Oleh karena itu, Yesus, yang tidak kaya menurut ukuran duniawi, dikubur dalam makam yang dipinjam (Matius 27:57-60).

Baca juga:   Apakah umat Kristen boleh menimbun makanan/perlengkapan sebagai persiapan untuk bencana?

Pada zaman ini, menaati hukum yang berlaku dalam hal penanganan jenazah adalah pertimbangan yang penting. Setiap negara dan daerah mempunyai aturannya sendiri. Karena umat Kristen diharuskan menaati peraturan pemerintah, hukum mengenai penanganan jenazah juga perlu ditaati. Kemudian adapun isu mengenai penguburan dan kremasi. Alkitab tidak memilih antara kedua pilihan tersebut, dan tidak melarangnya pula. Faktanya bahwa orang Yahudi dan Kristen mula-mula mengubur jenazah menjadi pertimbangan utama bagi umat Kristen di zaman ini. Adapula faktanya bahwa Alkitab membahas pembakaran orang mati dalam konteks orang jahat yang sedang dihukum atas kesalahan mereka (Imamat 20:14; Yosua 7:25), sehingga tidak sedikit yang menolak kremasi. Sekali lagi, umat Kristen tidak mempunyai perintah alkitabiah untuk melarang atau mendukung kremasi. Pada akhirnya, pilihan itu tergantung pada pihak keluarga.

Baca juga:   Kenang Pilkada 2017, Anies: Mana Kebijakan Saya yang Intoleran?

Metode penanganan jenazah kalah penting dengan kebenaran di balik konsep penguburan Kristen: bahwa orang yang mati tidak lagi tinggal di tubuh itu. Paulus menggambarkan tubuh kita sebagai “kemah,” atau dalam kata lain, tempat tinggal sementara. “Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia” (2 Korintus 5:1). Ketika Yesus kembali, umat Kristen akan dibangkitkan, dan tubuh kami akan diubah menjadi tubuh yang kekal dan mulia. “Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan” (1 Korintus 15:42-43). (gotquestions)

Baca juga:   Apakah Alkitab mengajarkan kebencian terhadap wanita? Apakah maksud misoginis?
Join @idDiakonia on Telegram
Tags: Eskatologi
Share24SendShareTweet15Share4Share6Send
Previous Post

Bagaimana kita bisa menentukan batas antara membantu seseorang dengan tidak membiarkan seseorang mengambil keuntungan dari kebaikan hati kita?

Next Post

Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya. [Mazmur 149:2]

Next Post

Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya. [Mazmur 149:2]

Leave a ReplyCancel reply

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 64 other subscribers

Tentang

Diakonia Indonesia

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Follow & Support Us!!

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

true