Diakonia.id –
Harapan kita di dalam Kristus akan masa depan adalah dorongan utama dan andalan bagi sukacita kita di sini. Sering-sering memikirkan tentang surga akan menggerakkan hati kita, karena segala yang kita dambakan dijanjikan di sana. Di sini kita jemu dan lelah bekerja, tetapi di sana adalah tanah istirahat di mana keringat dari kerja keras tidak akan lagi mengembun pada kening seorang pekerja, dan letih lesu akan dibinasakan selamanya. Bagi mereka yang lelah dan letih, kata ”istirahat” adalah kata yang penuh surga. Kita selalu berada di medan perang; kita begitu dicobai di dalamnya, dan begitu teraniaya oleh musuh dari luar, sehingga kita memiliki hanya sedikit atau bahkan tidak ada kedamaian; namun di surga, kita akan menikmati kemenangan, ketika panji-panji akan dikibarkan tinggi dalam kemenangan, dan pedang akan disarungkan, dan kita akan mendengar Kapten kita berkata, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia.” [Mat 25:21] Kita telah mengalami kehilangan demi kehilangan, tetapi kita akan pergi ke tanah abadi di mana kuburan adalah hal yang tidak dikenal. Di sini dosa terus-menerus mendukakan kita, tetapi di sana kita akan menjadi suci sempurna, karena di sana tidak ada satu pun hal yang mencemarkan yang dapat masuk dalam kerajaan itu. Hemlock [bunga beracun] tidak bertunas pada alur ladang surgawi. Oh! bukankah adalah sukacita, bahwa engkau tidak dibuang selamanya, bahwa engkau tidak usah tinggal selama-lamanya dalam gurun ini, tetapi engkau akan segera mewarisi Kanaan? Namun janganlah sampai dikatakan mengenai kita, bahwa kita bermimpi akan masa depan dan melupakan masa kini, melainkan biarlah masa depan itu dipakai sebaik mungkin untuk menguduskan masa kini. Melalui Roh Allah, harapan akan surga menjadi kekuatan terampuh untuk menghasilkan kebajikan; harapan inilah mata air dari usaha kita yang penuh sukacita, harapan inilah batu penjuru dari hidup kudus yang girang. Orang yang memiliki harapan ini dalam dirinya akan bekerja dengan kekuatan, sebab kekuatannya adalah sukacita Tuhan. Ia bertarung melawan cobaan dengan semangat, karena pengharapan akan dunia berikutnya menangkis panah-panah api dari musuh. Dia dapat bekerja tanpa upah masa kini, karena ia menantikan upah di dunia yang akan datang.
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.