Diakonia.id –
Iman yang belum diuji bisa saja merupakan iman yang benar, tetapi tentunya itu adalah iman yang kecil, dan hampir pasti akan tetap kerdil selama tidak diuji. Iman tidak berbuah sebaik ketika segala sesuatu melawan iman itu: badai adalah pelatih iman, dan petir adalah penerang iman. Ketika ketenangan menguasai laut, kembangkan layar sesukamu, kapal tetap tidak bergerak ke pelabuhan, karena di samudera yang terlelap kapal juga tertidur. Biarkan angin bertiup, dan biarkan air terangkat, kemudian, meski kapal bergoncang, dan geladak kapal didera ombak, dan tiangnya berderak ditekan layar yang terkembang, itulah saatnya kapal itu bergerak menuju daratan tujuannya. Tidak ada bunga yang memiliki warna biru seindah bunga-bunga yang tumbuh di kaki sungai es yang beku; tidak ada bintang yang bersinar seterang bintang-bintang yang bercahaya di langit kutub; tidak ada air semanis air di tengah gurun pasir; dan tidak ada iman yang seberharga iman yang hidup dan menang dalam kesulitan. Iman yang teruji menghasilkan pengalaman. Engkau tidak mungkin percaya kelemahanmu kalau engkau belum pernah didesak melewati sungai-sungai; dan engkau tidak akan mengerti kemahakuasaan Allah kalau engkau belum pernah ditopang di tengah-tengah luapan air. Iman semakin kuat dalam keteguhannya, keyakinannya, dan intensitasnya, seiring iman itu dilatih di dalam kesukaran. Baik iman maupun ujian iman, keduanya berharga.
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.