Diakonia.id –
Allah — Allah yang kekal — adalah tumpuan kita setiap waktu, dan terutama saat kita tenggelam ke suatu masalah yang dalam. Ada saat seorang Kristen tenggelam begitu rendah dalam kehinaan. Di bawah kesadaran akan dirinya yang berdosa besar, ia menjadi rendah hati di hadapan Allah sampai-sampai ia hampir tidak tahu lagi bagaimana berdoa, karena ia tampak, dalam pandangan dirinya sendiri, begitu tidak berarti. Wahai engkau anak Allah, ingatlah ketika engkau sedang terpuruk dan hancur, “di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal.” Dosa mungkin menarik engkau begitu rendahnya, tetapi penebusan mulia Kristus tetap di bawah segalanya. Engkau mungkin sudah terpuruk sangat dalam, tetapi engkau tidak mungkin terpuruk sampai yang “terdalam;” dan hingga yang terdalam itulah Ia pergi menyelamatkan. Lagi-lagi, seorang Kristen terkadang tenggelam sangat rendah di dalam ujian yang menyakitkan dari luar. Setiap topangan duniawi sudah patah. Jadi bagaimana? Tetap, di bawah dia adalah “lengan-lengan yang kekal.” Ia tidak mungkin jatuh terlalu dalam di dalam kesulitan dan penderitaan tanpa janji anugerah Allah yang kekal kasih setia-Nya terus melingkupinya. Seorang Kristen mungkin tenggelam dalam permasalahan dari dalam melalui konflik yang sengit, tetapi walaupun demikian ia tidak mungkin bisa direndahkan sampai berada di luar jangkauan “lengan-lengan yang kekal” — lengan-lengan tersebut ada di bawah dia; dan, selama keadaannya seperti itu, semua usaha Iblis untuk mencelakakan dia tidak berhasil.
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.