• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Apologetika

Bagaimana saya dapat membedakan yang benar dengan yang salah?

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
22 January 2021
inApologetika, Belajar Alkitab, Umum
46 0
AA
0
Kanon Alkitab


Diakonia.id – Setiap manusia diciptakan menurut rupa Allah (Wahyu 1:27; Yakobus 3:9). Makna yang terkandung di balik kalimat ini adalah bahwa kita mempunyai hati nurani yang secara naluri dapat mengenali apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dengan apa yang salah. Setiap masyarakat di dalam dunia telah mengadopsi standar yang serupa bagi penduduknya berdasarkan pengertian yang melekat akan baik dan buruk. Membunuh, mencuri, dan berdusta dimengerti secara universal sebagai sesuatu yang salah. Kadang kebejatan menyimpangkan pengetahuan tersebut, dan satu kalangan memilih untuk menghargai kejahatan dibanding melarangnya, seperti kasusnya diamana anak-anak kecil dikurbankan oleh bangsa-bangsa berhala yang bertetangga dengan Israel (Imamat 18:21; 2 Raja-Raja 23:10).

Dikarenakan khodrat kita yang berdosa, kita seringkali mengabaikan kejahatan di dalam diri kita (Roma 5:12; Amsal 20:20; Yeremia 2:35). Sebuah pola yang memaafkan kejahatan berimbas pada pengerasan hati nurani. Roma 1:28 menceritakan respon Allah kepada mereka yang melanjutkan perbuatan jahat: “Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas.” Ada sebuah kala Allah melepas tangan. Mereka yang masih terus melanjutkan dosa dapat berdosa dengan berani dan hati nurani mereka pun mati rasa. Para pelaku seperti ini merasa dirinya telah melampaui hati nurani dan mengakali Allah. Akan tetapi hukuman mereka akan datang di kala mereka dihakimi di hadapan Kristus (Ibrani 9:27; Maleakhi 3:5).

Baca juga:   Konflik dengan Pacar: Peluang Tingkatkan Kualitas Hubungan

Sebagaimana kegelapan diartikan sebagai ketiadaan cahaya, maka dosa diartikan sebagai ketiadaan kebenaran (Yakobus 4:17). Karena Allah adalah wujud dari kebenaran itu sendiri (Mazmur 86:5, 119:68), setiap hal yang berbalikan dengan khodratNya adalah jahat (Roma 3:23). Kita belajar membedakan yang baik dengan yang jahat dengan mengenal Allah. FirmanNya adalah dasar dari pengertian akan DiriNya (Mazmur 1:1-2, 119:160; Yohanes 17:17). Semakin kita mendekat kepada kekudusan Allah, dosa akan terlihat semakin buruk (Yesaya 6:1,5). Kemeja mungkin akan terlihat putih jika disandingkan di atas tembok yang berwarna hitam. Akan tetapi jika menyandingkannya pada salju yang baru turun, putihnya mungkin akan terlihat kusam. Sama-halnya jika kita mencoba membandingkan kebenaran kita dengan kekudusan Allah. Sambil kita mendekatiNya, kita mulai menyadari betapa egois pikiran dan perbuatan kita. Kita dapat melihat keserakahan, pendambaan, nafsu birahi, dan dusta sebagai kejahatan yang semestinya. Hanya di dalam terang Allah kita dapat melihat dengan jelas diri kita yang sebenarnya.

Baca juga:   Apakah Allah mengharapkan orang Kristen untuk ikut memilih dalam Pemilu/Pilkada?

Kita juga perlu belajar membedakan yang benar dan dengan yang salah dengan cara mengetahui Firman. Pada akhirnya Alkiitab-lah yang membedakan yang berdosa dengan yang tidak berdosa. Penulis kitab Ibrani membahas mereka yang secara rohani masih belum dewasa, yang hanya dapat mencerna “susu” rohani, prinsip yang paling mendasar dari Firman Allah (Ibrani 5:13). Kebalikan dari “bayi” dalam Kristus adalah mereka yang sudah dewasa secara rohani, “yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat” (Ibrani 5:14). Bedakan bahwa indera rohani seorang Kristen dilatih menjadi kuat melalui penggunaan Firman. Kemampuan membedakan yang benar dengan yang salah, kemampuan membedakan doktrin Kristus dibanding doktrin manusia, datang dari pembelajaran dan praktek Firman Allah.

Firman Allah berisi penuh akan contoh manusia yang bertindak dengan benar dan mereka yang keliru. Contoh ini diadakan bagi kami demi mempelajari sifat Allah dan menyadari kehendakNya bagi kita (1 Korintus 10:11). Mikha 6:8 memberi sebuah rangkuman mengenai kehendak Allah bagi setiap orang: “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” Maleakhi ayat 18 menjelaskannya dengan lebih detil lagi. Allah berfirman, “Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.” Disini Allah sedang menghubungkan orang benar dengan orang yang melayaniNya. Jika kebenaran diartikan sebagai melayani Allah, maka kejahatan adalah penolakan akan Allah ataupun melayaniNya. Tanpa menghiraukan betapa beramalnya seseorang di mata manusia, perbuatan baiknya tidak akan membawa berkat jika dilakukan demi alasan yang egois. Jika kita menjadikan pencarian Allah dan permuliaan Allah sebagai tujuan kita dalam melakukan segala sesuatu (1 Korintus 10:31), maka kita dapat mengerti perbedaan benar dan salah dan lega bahwa pilihan hidup kita menyenangkanNya (Yeremia 29:13; 1 Petrus 3:12; Mazmur 106:3). (gotquestions)

Baca juga:   Bagaimana caranya supaya saya dapat mengatasi ketergantungan pada pornografi? Dapatkah kecanduan pornografi ditaklukkan?
Join @idDiakonia on Telegram
Tags: Alkitab
Share23SendShareTweet15Share4Share6Send
Previous Post

Hai anak manusia, apakah kelebihan kayu anggur dari semua kayu yang buahnya seperti anggur yang tumbuh di antara kayu-kayu di hutan? [Yehezkiel 15:2]

Next Post

Telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu. [Mazmur 89:19]

Next Post

Telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu. [Mazmur 89:19]

Leave a ReplyCancel reply

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 64 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Follow & Support Us!!

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

true