Diakonia.id -Jika Anda pembaca pria, jangan terburu-buru menutup artikel ini karena merasa bertukar gosip bukanlah kebiasaan laki-laki. Kenyataannya, menurut studi Social Issues Research Centre (SIRC), kaum pria bergosip sama banyaknya dengan kaum wanita. Memang, ada perbedaan di bagian dengan siapa mereka bergosip. Namun, topik-topik gosipnya mirip, dan para pria cenderung lebih banyak membicarakan diri sendiri.
Dulu, saya menganggap bergosip itu hal biasa. Saya dan teman-teman kuliah suka melakukannya. Kami menggunjingkan kekurangan dosen, mahasiswa lain, dan orang-orang yang kami kenal, hingga kadang lupa waktu, bahkan lupa belajar.
Jadi, apakah gosip itu dosa? Apa kata Tuhan tentang gosip? Dan, bagaimana cara mengubah kebiasaan bergosip?
Mengapa Bergosip?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gosip adalah obrolan tentang orang lain, cerita negatif tentang seseorang, atau pergunjingan. Sedemikian lumrahnya hal ini, sampai-sampai banyak bermunculan akun media sosial dan acara hiburan yang khusus membahas gosip selebriti.
Sering kali, motivasi bergosip bersumber dari sikap memandang rendah orang lain dan menganggap diri lebih baik dan benar. Padahal, belum tentu demikian adanya. Keinginan menggosipkan orang juga lahir dari rasa rendah diri atau dengki. Dengan menggunjingkan kekurangan orang lain, Anda merasa lebih baik daripada mereka yang Anda gosipkan.
Entah kita bergosip dengan alasan sekadar bercanda, demi hiburan, ingin diterima dalam kelompok, atau untuk melampiaskan kekesalan, kebiasaan ini punya dampak berbahaya dalam jangka panjang. Gosip yang sudah terlalu jauh berisiko menjadi bahan bullying (perisakan), bahkan menimbulkan depresi dan trauma. Dengan bergosip, sadar atau tidak, langsung atau tidak langsung, ada kemungkinan Anda menyakiti orang lain. Tentunya ini bukan hal yang Tuhan kehendaki.
3 Kiat Hilangkan Kebiasaan Gosip
Atasi kebiasaan bergunjing dengan menerapkan tiga hal ini:
1. Pikir Sebelum Bicara

Orang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tetapi orang bebal membeberkan kebodohan. – Amsal 3:16
Tuhan menciptakan kita dengan akal budi. Jadi, alangkah baiknya kita berpikir sebelum berbicara. Gosip tidak hanya berpotensi merusak reputasi serta kondisi mental dan fisik orang yang Anda gosipkan, tetapi juga merusak hubungan. Bayangkan diri Anda berada di posisi orang yang digosipkan. Apakah Anda senang fakta tentang hidup Anda diputar-balikkan, keburukan Anda dibicarakan, atau nama Anda dijelek-jelekkan?
Sebelum Anda tergoda untuk bergosip, ingatlah: “THINK before you speak.”
T – Is it True? (Apakah itu benar?)
H – Is it Helpful? (Apakah itu membantu?)
I – Is it Inspiring? (Apakah itu mengispirasi?)
N – Is it Necessary? (Apakah itu perlu?)
K – Is it Kind? (Apakah itu baik?)
Tinggalkan kebiasaan bergosip sebelum terlambat. Bukan mustahil, di kemudian hari Anda akan dimusuhi atau dibenci karena menyebarkan aib atau kabar tak benar tentang seseorang. Saat itu terjadi, reputasi Andalah yang bakal rusak. Anda akan dicap tukang gosip atau orang yang tak bisa dipercaya. Dan, kalau Anda senang berkumpul dengan orang-orang yang gemar bergosip, hanya masalah waktu sampai Anda sendiri juga digosipkan.
2. Bicarakan Hal-Hal yang Membangun

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. – Efesus 4 : 29
Kalau Anda berpikir sebelum berucap, tentulah perkataan yang keluar dari mulut Anda adalah sesuatu yang membangun. Beranikan diri untuk mengubah topik pembicaraan ketika seseorang mulai menggosipkan keburukan orang lain dengan Anda. Alih-alih, bicarakan tentang prestasi, kebaikan, ketekunan, atau hal inspiratif dan positif dari orang lain. Niscaya, obrolan Anda akan menjadi diskusi yang berkualitas dan menyenangkan hati Tuhan.
Siapa menyembunyikan kebencian, dusta bibirnya; siapa mengumpat adalah orang bebal. Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. – Amsal 10:18-19
Ketika Anda tergoda untuk bergosip, ingatlah bahwa Tuhan tidak menyukai orang-orang yang suka bergunjing. Sebaliknya, tetapkan hati Anda untuk membicarakan hal-hal yang membawa berkat dan kasih untuk sesama.
Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan. – Amsal 13:3
3. Cari Lingkungan Pergaulan yang Baik

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. – Mazmur 1:1-2
Anda akan menjadi mirip dengan siapa Anda banyak menghabiskan waktu. temukanlah komunitas yang dapat membantu Anda meninggalkan kebiasaan-kebiasaan negatif, termasuk di antaranya, bergosip. Komunitas yang benar akan membantu Anda mengalami perubahan pola pikir dan gaya hidup ke arah yang positif. Seperti kata firman Tuhan, “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik (1 Korintus 15:33).”
Kebiasaan bergosip akan menyimpangkan Anda dari tujuan hidup Anda. Hidup Anda terasa hampa, kosong, dan tanpa sukacita, karena Anda sibuk membicarakan hidup orang lain alih-alih fokus pada pertumbuhan diri sendiri. Lakukan evaluasi terhadap lingkungan pergaulan Anda, dan tempatkan diri Anda dalam komunitas yang benar.
Stop kebiasaan bergosip dengan berpikir sebelum berucap, membicarakan hal-hal yang membangun, serta memilih komunitas yang benar. Selamat mencoba! (gkdi.org)