Diakonia.id – Ibu dari Brahim Aouissaouimasih tak percaya putranya melakukan penyerangan di dekat Gereja Notre Dame, Nice, Prancis yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia.
Mengutip AFP, ibu dari Brahim menangis terisak ketika didatangi wartawan dan ditanyakan sejumlah hal tentang putranya.
“Dia selalu beribadah. Setiap hari dia bekerja lalu kembali pulang ke rumah,” kata sang Ibu mengutip AFP, Jumat (30/10).
Dia membeberkan itu semua seraya menangis tersedu-sedu dan memegangi foto putranya yang tengah memakai switer berwarna putih.
Sebelum berangkat ke Italia dan Prancis, Ibu dari Brahim mengatakan putranya sehari-hari bekerja berjualan bensin di sebuah kios kecil.
Hingga kemudian, Brahim ikut dalam gelombang emigrasi warga Tunisia yang datang ke Italia. Kala itu, Brahim mengaku ingin bekerja.
Saudara laki-laki Brahim juga masih berusaha untuk percaya atas kabar yang dia terimanya tentang penyerangan di Prancis. Dia ragu Brahim melakukan tindakan pembunuhan.
“Itu tidak normal,” katanya.
Diketahui, aparat menembak dan menangkap Brahim Aouissaoui usai membunuh tiga orang Prancis di sekitar Gereja Notre Dame Basilica, Nice pada Kamis pagi lalu (29/10). Kondisinya kini kritis.
Brahim, yang masih berusia 21 tahun itu melakukan penyerangan dengan bermodal pisau. Salah satu korban dipenggal olehnya.
Brahim sendiri belum lama tiba di Eropa. Dia berangkat ke Eropa dengan kapal migran melalui Pulau Lampedusa, Italia, pada akhir September lalu.
Dia sempat dikarantina oleh otoritas Italia sesuai dengan protokol pencegahan virus corona. Usai dikarantina, Brahim diperintahkan keluar dari wilah Italia.
Dia kemudian menuju Prancis. Hingga kemudian, pembunuhan terjadi di Gereja Notre Dame Basilica, Nice Prancis.
(AFP/CNN/bmw)