• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Internasional

Ibu Pelaku Penyerangan Prancis Tak Percaya Putranya Membunuh

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
31 October 2020
inGereja, Internasional
48 0
AA
0
Ibu Pelaku Penyerangan Prancis Tak Percaya Putranya Membunuh


Diakonia.id – Ibu dari Brahim Aouissaouimasih tak percaya putranya melakukan penyerangan di dekat Gereja Notre Dame, Nice, Prancis yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia.

Mengutip AFP, ibu dari Brahim menangis terisak ketika didatangi wartawan dan ditanyakan sejumlah hal tentang putranya.

“Dia selalu beribadah. Setiap hari dia bekerja lalu kembali pulang ke rumah,” kata sang Ibu mengutip AFP, Jumat (30/10).

Baca juga:   Saudi Selidiki Pelaku Serangan Teror di Jeddah

Dia membeberkan itu semua seraya menangis tersedu-sedu dan memegangi foto putranya yang tengah memakai switer berwarna putih.

Sebelum berangkat ke Italia dan Prancis, Ibu dari Brahim mengatakan putranya sehari-hari bekerja berjualan bensin di sebuah kios kecil.

Hingga kemudian, Brahim ikut dalam gelombang emigrasi warga Tunisia yang datang ke Italia. Kala itu, Brahim mengaku ingin bekerja.

Saudara laki-laki Brahim juga masih berusaha untuk percaya atas kabar yang dia terimanya tentang penyerangan di Prancis. Dia ragu Brahim melakukan tindakan pembunuhan.

Baca juga:   Riyanto Banser - Martir simbol Pluralis "Penjaga Gereja"

“Itu tidak normal,” katanya.

Diketahui, aparat menembak dan menangkap Brahim Aouissaoui usai membunuh tiga orang Prancis di sekitar Gereja Notre Dame Basilica, Nice pada Kamis pagi lalu (29/10). Kondisinya kini kritis.

Brahim, yang masih berusia 21 tahun itu melakukan penyerangan dengan bermodal pisau. Salah satu korban dipenggal olehnya.

Baca juga:   LPSK Siapkan Perlindungan untuk Korban Teror Sigi

Brahim sendiri belum lama tiba di Eropa. Dia berangkat ke Eropa dengan kapal migran melalui Pulau Lampedusa, Italia, pada akhir September lalu.

Dia sempat dikarantina oleh otoritas Italia sesuai dengan protokol pencegahan virus corona. Usai dikarantina, Brahim diperintahkan keluar dari wilah Italia.

Dia kemudian menuju Prancis. Hingga kemudian, pembunuhan terjadi di Gereja Notre Dame Basilica, Nice Prancis.
(AFP/CNN/bmw)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: Terorisme
Share24SendShareTweet15Share4Share6Send
Previous Post

Investigasi Tim Kemanusiaan: Pendeta Yeremia Ditembak TNI

Next Post

Apakah yang dimaksud dengan menyebut nama Tuhan sembarangan?

Next Post
MASALAH ANDA BUKAN DOSA ANDA

Apakah yang dimaksud dengan menyebut nama Tuhan sembarangan?

Leave a ReplyCancel reply

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 64 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Follow & Support Us!!

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

true