Diakonia.id – Melalui kisah ini Bapa sedang menubuatkan sebuah potongan kisah Yesus, apa yg dikerjakan Yesus bagi kita.
Kisah Elia ini terjadi saat Israel dilingkupi kekeringan rohani dan jasmani. Hujan tidak turun sama sekali kurang lebih selama tiga tahun. Bisa dibayangkan betapa kering dan gersangnya.
Awalnya Allah menyuruh Elia bersembunyi di Sungai Kerit. Disana Elia disediakan makan oleh burung gagak.
Sungai Kerit bicara tentang sumber natural kita sementara gagak menggambarkan sumber supranatural; hidup kita dipelihara oleh 2 sumber itu.
Kenapa Allah suruh Elia ke Sungai Kerit yang kecil dan tidak terkenal, bukannya ke Sungai Yordan yang besar dan terkenal.
Allah mau tunjukkan bahwa sumber yang kecil bisa memelihara hidup kita.
Mungkin anda hanya punya bisnis kecil, tapi bisa mencukupi kebutuhan anda.
Elia dipelihara dari kekeringan oleh Tuhan di tepi Sungai Kerit dan diberi makan oleh burung gagak; tiap pagi dan sore burung gagak membawa roti dan daging untuk Elia.
Tuhan sanggup mengubah lambang kematian (gagak) menjadi kehidupan, kutuk diubah jadi berkat.
Saat bicara khawatir hidup, Tuhan menyuruh kita memandang burung-burung di langit.
Tapi ada satu jenis burung yang secara spesifik disebut ada dalam Mazmur 147:9.
“Dia, yang memberi makanan kepada hewan, kepada anak-anak burung gagak, yang memanggil-manggil”.
Burung gagak adalah burung paling tidak diminati untuk dipelihara karena bulunya tak indah, berwarna hitam polos, suaranya juga tidak merdu kaaak…kaaak… Selain itu burung gagak selalu dihubungkan dengan kematian, malapetaka, mistik dan sihir.
Tapi Tuhan memberi makan burung gagak, bahkan anak-anaknya yang tidak sanggup mencari makan sendiri. Apalagi kita, anak-anakNya.
Walau demikian Sungai Kerit juga bisa kering; sumber natural kita bisa kering: bisnis bisa jatuh, usaha bisa bangkrut, pekerjaan bisa hilang.
Tapi hidup kita bukan tergantung dari sumber natural kita. Bisnis bangkrut tidak membuat kita mati karena hidup kita ada di dalam Dia (Yohanes 1:4).
Kita ‘mati’ (binasa) kalau tidak mengenal Allah kita (Hosea 4:6)
Setelah Sungai Kerit kering Elia disuruh ke Sarfat di Sidon, ke tempat seorang janda. Ini lambang keselamatan akan diberikan kepada bangsa lain juga. Ingat, Sidon bukan wilayah yang penduduknya percaya pada Allah Yahweh. Mereka orang kafir.
Anda pasti ingat kisah perempuan Siro Fenisia (Sidon) saat minta tolong kepada Yesus karena anaknya kerasukan?
Yesus menjawab, “Tidak baik roti diberikan kepada anjing”.
Bangsa lain memang disetarakan dengan anjing oleh orang Israel, dan saat itu Tuhan Yesus belum mati, sehingga keselamatan belum bisa sampai kepada bangsa lain.
Tapi dari cerita ini Allah sedang memberi ‘bocoran’ bahwa suatu saat keselamatan itu juga akan sampai ke bangsa lain.
Janda adalah lambang situasi yang kalah, tidak menguntungkan, tidak memungkinkan, tidak ada harapan.
Tapi Tuhan ahlinya membuat mukjizat yang kreatif.
Yang kecil, yang hina, yang tak ada artinya, yang dipandang hina oleh dunia, dipakai oleh Tuhan untuk menyatakan mujizatNya.
Elia sendiri adalah gambaran Yohanes Pembaptis (Yohanes 1:17). Suara yang berseru-seru di padang gurun. Menyuarakan pertobatan atas bangsa yang dikasihiNYA.
Elia datang ke Sarfat, bertemu seorang wanita janda dan ia minta air.
Saat itu air langka karena kekeringan.
Bisa dikatakan ini adalah gambaran kondisi hidup manusia yang membelakangi Allah (Roma 3:11), itu yang membuat Elia menyerukan ‘pertobatan’.
Yohanes Pembaptis menyerukan yang sama, bukan?
Janda itu didapati Elia dekat gerbang kota sedang mengumpulkan kayu api.
Kayu adalah lambang kemanusiaan.
Pengumpulan kayu api adalah lambang upaya diri untuk bertahan hidup.
Setelah janda itu memberi air kepada Elia, sang nabi minta dibuatkan roti kecil.
Ini adalah gambaran Yesus, Sang Roti Hidup (Yohanes 6:35).
Saat janda itu bilang “Sekarang aku mengumpulkan kayu, lalu akan bikin roti, setelah itu aku dan anakku mati” ; kayu bakar yang tadinya adalah upaya perempuan itu untuk bertahan hidup kini adalah lambang kematian dia dan anaknya.
Ini cerminan salib.
Di salib, kita semua umat manusia mati bersama Yesus (Roma 6:4; Kolose 2:12)
Elia minta dibuatkan roti dari minyak dan tepung. Minyak, tepung, roti yang dipanggang adalah lambang korban sajian (grain offering, Imamat 2:1-16).
Apa yang Allah sedang ajarkan disini?
Bahwa keamanan kita bukan tergantung pada ‘persediaan’ kita.
Tapi tergantung pada Dia yang adalah ‘Korban Sajian’ itu sendiri.
Minyak dan tepung yang dipanggang menjadi roti adalah gambaran Kristus yang disesah (gandum disesah untuk menghasilkan tepung), diperas (zaitun diperas untuk mengeluarkan minyak) dan merasakan panasnya hukuman atas dosa di atas salib.
Keamanan kita tergantung pada PENYEDIAAN-NYA (Efesus 4:19).
Kita aman di tangan Bapa.
Tidak perlu kuatir akan apapun.
Bapa ingin kita REST dalam Yesus.
Bahkan dalam situasi yang tampaknya tanpa harapan, Allah bekerja mendatangkan kebaikan bagi anak-anakNya.
*) Diterjemahkan oleh Mona Yayaschka/dailygracia