Diakonia.id – Sebagian besar gereja-gereja di penjuru Korea Selatan pada Minggu, 26 April 2020, mulai dibuka kembali. Kendati begitu, para jemaat tetap diminta untuk menjaga jarak dan memakai masker.
Pembukaan gereja-gereja itu dilakukan setelah Pemerintah Korea Selatan melonggarkan aturan penyelenggara acara keagamaan, yang biasanya dihadiri orang banyak. Sebelumnya kegiatan keagamaan dilarang demi menghentikan penyebaran virus corona.
Anggota staf medis menggunakan swab untuk mengambil sampel dari pengunjung di pusat pengujian ‘drive-thru’ untuk penyakit virus corona COVID-19 di Pusat Medis Universitas Yeungnam di Daegu, Korea Selatan, Selasa, 3 Maret 2020. Petugas yang mengambil sampel dilengkapi dengan pakaian Alat Pelindung Diri. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Dikutip dari asiaone.com, Gereja Onnuri, salah satu gereja terbesar di Seoul, Korea Selatan, meminta para jemaatnya untuk mendaftar secara online sebelum ibadah dilakukan. Para jemaat juga diminta duduk di kursi yang sudah diatur demi menjaga jarak aman.
Sumber di gereja mengatakan jumlah jemaat yang hadir pun dibatasi menjadi sekitar 700 orang. Padahal kapasitas gereja 3 ribu orang.
“Saya tidak takut. Saya yakin gereja akan menerapkan prinsip-prinsip keamanan dan melanjutkan ibadah,” kata Kang Hye-mi, 29 tahun, jemaat yang hendak beribadah ke gereja katedral Myeongdong di Seoul.
Sebelumnya pada Minggu, 26 April 2020 lalu, Korea Selatan memperpanjang aturan social distancing sampai 5 Mei 2020. Namun acara keagamaan dan fasilitas olahraga yang sebelumnya diperketat, sekarang sudah dilonggarkan aturannya.
Gereja Yesus Shincheonji di Korea Seltan diduga telah menjadi pusat penyebaran wabah virus corona. Separuh dari total jumlah kasus infeksi virus corona di seluruh Korea Selatan terkait dengan anggota jemaat Shincheonji. (tempo)