• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Gereja
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Gereja
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Umum

Piala Dunia 2018: Benarkah sepak bola adalah ‘agama’ yang universal?

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
9 September 2018
inUmum
56 1
AA
0
Piala Dunia 2018: Benarkah sepak bola adalah ‘agama’ yang universal?

Piala Dunia 2018 telah berakhir. Sejumlah momen ikonik meramaikan pesta sepak bola sejagad itu. Dan Kelly Grovier memilih lima foto sepanjang turnamen kali ini, yang ternyata beresonansi dengan sejumlah lukisan karya seni umat Kristen.

Sepak bola kerap disebut sebagai ‘olahraga suci’. Setidaknya itulah sebutan yang kerap dilontarkan sejumlah legenda sepak bola.

Diego Maradona pernah mengatakan “sepak bola bukan cuma permainan atau cabang olah raga, sepak bola itu agama”. Pele bahkan berujar “saya menyembah bola dan memperlakukannya seperti tuhan”.

Dan kedua ‘dewa’ sepak bola itu tidak sendiri. Setiap empat tahun sekali, dunia merayakan olahraga itu seakan bagai ritual keagamaan.

Menariknya lagi, ternyata Berikut adalah di antaranya.

Yerry Mina – Lukisan kebangkitan Yesus ke surga (1775)

Momen ketika Yerry Mina melompat menyundul bola di kotak penalti pada menit ke-40 laga antara Kolombia melawan Polandia pada 24 Juni lalu, tentunya membuat rekan-rekan senegara Mina terpukau.

Apalagi sundulan ini berwujud gol pertama, dari total tiga gol kemenangan Kolombia saat itu.

piala dunia
Pemain Kolombia Yerry Mina mencetak gol pertama Kolombia di Piala Dunia 2018 saat laga di Kazan Arena, 24 Juni lalu.

Fotografer Alex Livesey menangkap momen ketika Mina melayang, diiringi dengan keheningan abadi pemain Kolombia lainnya yang ternganga, seakan melihat apa yang dilakukan Mina sebagai sebuah mukjizat.

Baca juga:   Pemuda lintas agama serukan aparat usut tuntas serangan teror
Lukisan
Lukisan kebangkitan Yesus oleh John Singleton Copley pada tahun 1775.

Momen ini mirip sekali dengan lukisan John Singleton Copley tahun 1775 lalu yang menggambarkan Yesus bangkit, melayang menuju awan yang terbelah di atasnya.

Meragukan Neymar – Lukisan Keraguan Santo Thomas (1600 – 1601)

Ketika Neymar yang punya reputasi over-acting ketika kalah atau nyaris kalah dari lawan, jatuh dan tampak kesakitan setelah berbenturan dengan pemain Meksiko, Miguel Layún, 2 Juli lalu, orang-orang yang tidak suka dengan pemain depan Brasil itu langsung meragukan cedera yang dialaminya.

Neymar
Momen ketika Neymar banyak dinilai penonton ‘berpura-pura’ kesakitan.

Namun, tidak hanya mereka yang menonton, wasit, pelatih dan para pemain pun ternyata berbondong-bondong mengelilingi Neymar, tidak sabar mengecek apakah sakit yang dialaminya hanyalah pura-pura atau benar adanya.

Yesus
Lukisan Caravaggio yang berjudul ‘Keraguan Santo Thomas’.

Peristiwa ini mirip dengan salah satu lukisan mahakarya Caravaggio berjudul ‘Keraguan Santo Thomas’. Di lukisan itu digambarkan Yesus yang baru saja bangkit, dikelilingi murid-muridnya yang penuh keraguan. Salah satu muridnya, Thomas menekan luka di tubuh Yesus untuk memastikan keasliannya.

Baca juga:   Cina Klaim Kekristenan Dipakai Alat untuk Tumbangkan Pemerintah

Eiji Kawashima vs Vincent Kompany – Lukisan terkenal Giotto (1295-1300)

Untuk menghentikan serangan yang dilakukan pesepak bola Belgia, Vincent Kompany, penjaga gawang Jepang, Eiji Kawashima melakukan adegan penyelamatan akrobat yang dramatis.

Foto
Pemain belakang Belgia, Vincent Kompany berusaha mencetak gol ke gawang Jepang yang dijaga Eiji Kawashima. pada pertandingan 2 Juli. Hak atas foto Getty Images

Tubuh melayang Kawashima, seperti diabadikan lewat foto Petr David Josek, menyerupai potret langka Yesus bersayap yang melayang seperti burung di atas sosok Santo Francis. Sang Santo digambarkan menderita luka-luka seperti yang dialami Yesus saat disalib.

Dalam lukisan terkenal Giotto, peralihan luka dan sakit yang diderita Yesus ke tubuh Santo Francis digambarkan oleh filamen-filamen seperti jaring laba-laba Spiderman, yang terlontar dari tangan dan kaki Yesus.

Lukisan
Lukisan Giotto (1295-1300). Hak atas foto Wikia

Sementara di foto Josek, ‘jaring’ dari tubuh Kawashima diwakili oleh besi-besi pagar di latar belakang foto. Efeknya diperkental oleh jaring-jaring gawang yang terpampang jelas di sampingnya.

Baca juga:   Sulit Bersyukur? Latih Pola Pikir Ini!

Wasit yang akan ‘disalib’- Lukisan Caravaggio (1602)

Foto pesepak bola Inggris dan Kolombia mengerubungi wasit asal Amerika, Mark Geiger, tak pelak bagaikan karya seni Barok. Konfrontasi yang terjadi pada laga 5 Juli di Stadion Spartak, Moskow itu nyaris berujung kekerasan.

bola
Pemain mempertanyakan keputusan wasit asal Amerika Serikat, Mark Geiger.

Foto yang diabadikan Yuri Kochetkov memperlihatkan bagaimana Geiger berusaha menjaga keseimbangan di antara para pemain. Dia seakan-akan bisa saja disalib media karena keputusan kontroversialnya.

Upaya sang wasit berusaha keluar dari kerubungan pesepak bola Inggris dan kolombia itu bagaikan lukisan Caravaggio di abad ke-17, ‘Penjemputan Yesus’. Di lukisan Caravaggio, para penjaga kuil mengerubungi si juru selamat.

LUKISAN
Lukisan ‘Penjemputan Yesus’ oleh Caravaggio (1602).
Hak atas foto
NATIONAL GALLERY OF IRELAND

Kedua gambar, baik foto Kochetkov dan lukisan Caravaggio, benar-benar menonjol secara visual. Efeknya sangat klaustrofobik, membuat kita seakan berada di dekat mereka.

Wajah-wajah semifinal- Lukisan Bosch (1510-1516)

Wajah-wajah pemain Inggris dan Kroasia yang bertabrakan saat semi-final, hasil foto Valery Sharifulin, tampak bagaikan gambar dari mimpi-mimpi Hieronymus Bosch, yang kerap ditumpahkannya lewat lukisan.

Sebelum kemunculan pelukis Belanda itu, rasanya tidak ada lukisan yang menggambarkan muka-muka yang bertumpuk dalam satu karya.

Bola
Wajah-wajah ‘bertabrakan’ para pemain Inggris dan Kroasia.

Nyaris tidak bisa dikenali, muka-muka pemain Inggris Harry Kane dan Dele Alli, serta pesepak bola Kroasia, Mario Mandžukić dan Dejan Lovren, amatlah unik dan jelas lucu.

Lukisan
Lukisan Bosch (1510-1516). Hak atas foto PAINTERS ON PAINTING

Pesan lukisan Sharifulin itu seakan seirama dengan foto Bossch; bahwa di tengah drama epik manapun, biasanya tetap ada ruang bagi orang lain untuk terlihat, tidak hanya melulu Yesus.

Anda bisa membaca versi asli artikel ini dalam Bahasa Inggris berjudul Is football the universal religion? di BBC Culture. [BBC]

Share29SendShareTweet18Share5Share7Send
Previous Post

Nama-Nama Minggu Dan Pesta Peringatan di Gereja HKBP dan hubungannya dengan kalender Gerejawi

Next Post

Mencurigai Umat Kristen

Next Post
Mencurigai Umat Kristen

Mencurigai Umat Kristen

Leave a ReplyCancel reply

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 75 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Gereja
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Follow & Support Us!!

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

true