Diakonia.id –
Kelahiran kembali adalah topik yang paling mendasar dalam keselamatan, dan kita harus sangat rajin untuk belajar memeriksa diri kita apakah kita benar-benar “dilahirkan kembali”, karena banyak yang mengira sudah dilahirkan kembali, padahal belum. Sudah pasti bahwa memiliki nama Kristen tidak menjadikan kita memiliki kodrat Kristen; dilahirkan di dalam lingkungan orang Kristen, bahkan mengaku dengan mulut kita bahwa kita beragama Kristen pun tidak menjadikan kita Kristen, kecuali ada sesuatu yang ditambahkan—“kelahiran kembali”, hal yang sangat misterius sehingga kata-kata manusia tidak mampu menjelaskannya. “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” [Yohanes 3:8] Meskipun begitu, ini adalah perubahan yang diketahui dan dirasakan: diketahui dari perbuatan-perbuatan yang keluar dari kekudusan, dan dirasakan melalui pengalaman yang penuh kasih karunia. Pekerjaan besar ini bersifat supranatural. Ini bukan suatu tindakan yang dikerjakan sendiri oleh seorang manusia: prinsip yang baru disuntikkan kepada orang itu, bekerja di dalam hatinya, memperbarui jiwanya, dan mempengaruhi orang itu seluruhnya. Ini bukanlah pergantian namaku, tetapi pembaruan kodratku, sehingga aku bukan lagi aku yang dulu, melainkan seorang manusia baru di dalam Kristus Yesus. Memandikan dan mengenakan pakaian pada mayat berbeda sekali dengan membuatnya hidup kembali: manusia bisa melakukan yang pertama, hanya Tuhan saja yang dapat melakukan yang kedua. Jika kamu sudah “dilahirkan kembali”, maka pengakuanmu adalah, “O Tuhan Yesus, Bapa yang kekal, Engkau adalah Orang Tua rohaniku; kalau Roh-Mu tidak menghembuskan nafas hidup yang baru, suci, dan rohani kepadaku, aku adalah orang yang sampai hari ini ‘mati karena pelanggaran dan dosa-dosaku’ [Efesus 2:1]. Hidup surgawiku seluruhnya berasal dari-Mu, aku mengaku bahwa Engkaulah yang menyebabkannya. ‘Hidupku tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah’ [Kolose 3:3]. Sekarang bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” [Galatia 2:20] Semoga Tuhan membuat kita yakin sepenuhnya akan hal yang penting ini, sebab tidak dilahirkan kembali berarti tidak diselamatkan, tidak diampuni, tanpa Allah, dan tanpa pengharapan.
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.