Diakonia.id -Di suatu pagi yang hening, ketika sedang berolahraga di sebuah taman, saya mendengar kicauan burung pipit yang amat merdu. Saya pun teringat Matius 6:26: Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Untuk sejenak, saya terdiam dan merenungkan betapa seringnya saya merasa khawatir. Mungkin Anda pun sama seperti saya. Kita mengkhawatirkan pekerjaan kita, jodoh, kuliah, usaha, keluarga, kesehatan, atau masa depan. Kata khawatir menurut KBBI adalah perasaan takut, gelisah, atau cemas akan sesuatu yang belum diketahui pasti. Lantas, bukankah itu sesuatu yang wajar? Mengapa Tuhan katakan kita tidak perlu khawatir?
Tuhan Selalu Memelihara Anda

Khawatir muncul karena kurangnya rasa percaya akan penyertaan Allah. Tak hanya mencuri sukacita dan energi positif kita, kekhawatiran yang berlebih juga dapat menyebabkan stres dan bahkan menurunkan gairah hidup.
Untuk mengatasi rasa kurang percaya ini, mari kita telaah: apa alasan Tuhan menggunakan burung pipit dalam perumpamaan tentang kekhawatiran, dan bukan spesies unggas lain?
“Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” –
Burung pipit adalah satwa yang lemah dan berharga murah di pasaran. Jadi, jika mereka saja dipelihara oleh Tuhan, apalagi kita, ciptaan yang segambar dan serupa dengan Allah sendiri—bukankah Dia pasti memelihara hidup kita? Kita sangat berharga bagi-Nya. Jadi, percayalah bahwa Tuhan senantiasa memelihara hidup Anda, melalui cara-cara yang mungkin tidak Anda duga.
Kekhawatiran tidak akan membuat hidup Anda jadi lebih baik. Namun, keyakinan terhadap penyertaan Allah akan memberi Anda kekuatan dalam menjalani setiap musim dalam hidup Anda.
Fokus pada Apa yang Anda Miliki

Jangan hanya memikirkan apa yang tidak kita punya, tetapi lupa melihat hal-hal baik yang kita miliki. Apakah Anda selalu khawatir karena terpaku pada kelemahan dan kekurangan Anda semata? Atau, Anda mensyukuri juga potensi dan berkat yang Anda terima hingga hari ini?
Saya mengenal sebuah keluarga yang sederhana. Ayah dan ibu mencari nafkah dengan menjual kue, sementara ketiga anak mereka masih duduk di bangku sekolah. Banyak alasan bagi keluarga ini untuk khawatir. Namun, mereka memilih untuk fokus pada kekuatan yang mereka punya saat ini, alih-alih mengeluh atau khawatir berlebihan.
Keluarga ini tidak digoyahkan oleh kekhawatiran atau sikap bersungut-sungut yang jelas tidak akan memperbaiki keadaan. Selain menjadi siswa berprestasi di sekolah, ketiga anak di keluarga ini juga membantu orang tua mereka membuat kue. Sang ayah belajar menggunakan ponsel pintar agar bisa bekerja sebagai pengemudi ojek online. Sementara sang ibu, selalu memastikan semua pekerjaan rumah tangga diselesaikan dengan baik.
Meskipun hidup mereka sederhana, keluarga ini dipenuhi kedamaian dan sukacita karena anggota-anggotanya merasa tercukupi dan dipelihara oleh Allah. Mereka tahu kekhawatiran tidak akan memperbaiki hari esok, tetapi justru melemahkan sukacita hari ini.
Sekalipun burung pipit mungil dan ringkih, kicauannya merdu dan nyaring. Jadi, Anda pun pasti punya hal berharga yang menjadi kelebihan Anda. Luangkanlah waktu untuk mengenal diri sendiri. Tuliskan bakat, potensi, dan kelebihan Anda di secarik kertas. Mungkin Anda sabar, pandai mencairkan suasana, bisa diandalkan, atau Anda teliti dan rapi. Semua itu modal yang Tuhan berikan untuk memelihara Anda.
Tak lupa, renungkanlah hal-hal yang boleh Anda miliki hingga detik ini. Entah itu kesehatan, kelengkapan anggota tubuh, kecerdasan, tabungan, anak, orang tua, pasangan, sahabat, kendaraan, rumah, pakaian, makanan, syukurilah semua itu. Rasa syukur akan mengalahkan rasa khawatir, yang sering kali tidak beralasan karena kita mencemaskan hal-hal yang bukan bagian kita atau di luar kendali kita.
Cari Komunitas yang Positif

Anda cenderung mudah khawatir ketika memikirkan segalanya sendirian, tanpa ada yang membantu. Burung-burung pipit sering terbang atau hinggap secara berkelompok saat mencari makanan. Seperti halnya burung pipit, Anda pun memerlukan komunitas yang bisa membantu Anda untuk hidup lebih positif dan produktif. Pepatah mengatakan, “Sebatang lidi tidak berarti apa-apa, tetapi jika diikat bersama batang-batang lidi lain, akan menyapu segalanya.”
Bergaullah dengan orang-orang yang positif agar Anda lebih bersemangat dan tidak terus-menerus tenggelam dalam kecemasan. Komunitas yang sehat tidak memberikan janji palsu atau iming-iming untuk melenyapkan kekhawatiran Anda secara kilat. Komunitas yang baik tidak membuat Anda makin terpuruk, tetapi justru memberi Anda dukungan dan semangat untuk menjadi pribadi lebih baik lagi.
Wajar bagi manusia untuk khawatir, karena kita tidak pernah tahu hari esok. Namun, belajarlah untuk lebih berserah kepada pemeliharaan Tuhan. Berfokuslah pada kekuatan Anda dan carilah komunitas yang bisa membantu Anda keluar dari kekhawatiran. Amin.(gkdi)