Diakonia.id –
Ada saat-saat di mana kesendirian lebih baik daripada berkumpul, dan diam lebih bijak daripada bicara. Kita bisa menjadi orang Kristen yang lebih baik jika kita lebih banyak menyendiri, menanti Allah dan lewat perenungan akan Firman-Nya mengumpulkan kekuatan rohani untuk bekerja melayani-Nya. Kita seharusnya merenungkan hal-hal mengenai Allah, karena dengan demikianlah kita mendapatkan gizi yang sesungguhnya. Kebenaran adalah bagaikan gugusan tanaman anggur: jika kita mau mendapatkan minuman anggur, kita harus menumbuknya; kita harus menekan dan memerasnya berkali-kali. Kaki si penumbuk harus turun dengan gembira di atas gugusan anggur, jika tidak, sarinya tidak akan mengalir; dan mereka harus menginjak anggur-anggur itu dengan benar, jika tidak, banyak cairan berharga akan terbuang. Oleh karena itu kita harus, lewat perenungan, memijak gugusan kebenaran, jika kita mau mendapat minuman anggur penghiburan darinya. Tubuh kita tidak hanya ditunjang oleh masuknya makanan ke dalam mulut, tetapi proses sebenarnya yang memberi makan otot, dan saraf, dan urat, dan tulang, adalah proses pencernaan. Pencernaanlah yang menyebabkan makanan dari luar berasimilasi dengan kehidupan di dalam. Jiwa kita tidak dicukupi hanya dengan sebentar mendengarkan ini, dan kemudian itu, dan kemudian bagian lain dari kebenaran ilahi. Mendengar, membaca, menandai, dan mempelajari, semuanya itu perlu dicerna di dalam diri untuk menyempurnakan kegunaannya, dan pencernaan kebenaran ke dalam diri ini sebagian besar terjadi dalam perenungan akan kebenaran itu. Mengapa beberapa orang Kristen, meskipun mendengarkan banyak khotbah, kemajuan hidup ilahinya lambat? Karena mereka mengabaikan kamar doa, dan tidak dengan sepenuhnya merenungkan Firman Tuhan. Mereka suka gandum, tetapi mereka tidak menggilingnya; mereka mau jagung, tetapi tidak mau pergi ke ladang untuk mengumpulkannya; buah itu tergantung di atas pohon, tetapi mereka tidak mau memetiknya; dan air mengalir di kaki mereka, tetapi mereka tidak membungkuk untuk meminumnya. Dari kebodohan sedemikian bebaskanlah kami, ya Tuhan, dan kiranya inilah ketetapan hati kami pagi ini, “Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu.”
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.