• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Apologetika

Apakah Wicca itu? Apakah itu sihir?

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
11 June 2020
inApologetika
AA
0
Apakah Wicca itu? Apakah itu sihir?


Diakonia.id -Wicca ialah agama neo-pagan yang telah berkembang popularitasnya dan diterima di Amerika Serikat dan Eropa. Banyak website dan buku yang menyatakan jika mereka mengajarkan Wicca “yang sesungguhnya.” Kenyataannya, tidak ada kesepakatan di antara para penganut Wicca mengenai apa sesungguhnya agama ini. Hal ini dikarenakan Wicca baru berumur 50 tahun.

Wicca ialah sistem kepercayaan yang diciptakan Briton Gerald Gardner pada 1940-1950-an dengan menggabungkan berbagai tradisi agama dan kepercayaan serta ritual Freemason. Sejak Gardner mempublikasikan beberapa buku yang mendukung sistem pemujaannya itu, banyak cabang dan variasi Wicca yang bermunculan. Beberapa penganut Wicca menyembah banyak ilah, sementara yang lain hanya menyembah satu “Dewa” atau “Dewi.”

Ada juga yang menyembah alam semesta ini dan memanggilnya Gaea, seperti dewi bumi dari Yunani. Beberapa penganut Wicca mengadopsi ajaran Kristen, sementara ada juga yang benar-benar menolak ajaran Kristen. Meskipun demikian, kebanyakan penganut Wicca percaya pada reinkarnasi.

Kebanyakan penganut Wicca dengan keras menyangkal kalau Iblis merupakan bagian dari kepercayaan mereka. Mereka akan berusaha menunjukkan perbedaan ajaran mereka dengan kelompok Satanis. Umumnya, yang mereka tonjolkan ialah relativitas moral, memandang rendah label mengenai “baik” dan “jahat” ataupun “benar” dan “salah.” Wicca punya satu hukum/aturan yang disebut Rede: “Lakukan apa yang ingin kau lakukan, tapi jangan sakiti siapapun.”

Sepintas, Rede tampaknya sempurna, sebuah kebebasan pribadi tanpa aturan. Saudara dapat melakukan apapun yang diinginkan, selama tidak ada yang tersakiti. Namun, para penganut Wicca juga menyatakan kalau “efek riak” dari tindakan seseorang bisa luas pengaruhnya. Mereka menganut prinsip Hukum Tiga Kali Lipat, “Semua hal baik yang dilakukan seseorang terhadap orang lain akan dibalas sebanyak tiga kali lipat di kehidupan ini; begitu pula dengan kejahatan yang juga akan dibalas sebanyak tiga kali lipat.”

Baca juga:   Apakah yang dimaksud dengan orang kafir/infidel itu?

Faktor utama yang membuat daya tarik Wicca tak kunjung surut ialah penggunaan mantra dan “magick” (kesalahan ejaan yang disengaja untuk membedakan penganut Wicca dengan pesulap dan ilusionis) yang dianggap sebagai praktik yang benar. Orang yang sangat penasaran dan baru mendalami soal spiritual biasanya yang paling berhasrat menyelami misteri ini.

Tidak semua penganut Wicca mempraktikkan sihir. Mereka menganggap magick itu ibarat doa bagi orang Kristen. Perbedaannya magick Wicca hanya menggunakan pikiran untuk mengontrol, atau memohon pertolongan pada ilah yang mereka pilih. Sementara orang Kristen berdoa pada Allah Mahakuasa dan Mahahadir untuk menyembuhkan serta turut campur tangan dan bekerja dalam kehidupan mereka.

Karena Rede melarang penyihir menyakiti sesamanya dan prinsip Hukum Tiga Kali Lipat yang menjelaskan akibatnya bagi mereka yang melanggar Rede, para penyihir yang mempraktikkan magick lebih suka disebut “penyihir alam” atau “penyihir putih” untuk membedakan posisi mereka dengan para penganut Satanisme.

Pada dasarnya Wicca ialah agama yang hanya terkait soal mengurus urusan sendiri dan hidup damai dengan tetangga dan lingkungannya. Wicca berhasrat menyamakan dirinya dengan Kristen supaya bisa mendapatkan kredibilitas. Tapi, apa yang Alkitab katakan mengenai Wicca? Saudara tidak akan menemukan kata “wicca” di dalam Alkitab. Mari kita ulas kepercayaan ini menurut kebenaran Firman Allah.

Baca juga:   Apakah agama masih relevan di zaman ini?

Mantra Wicca terkait erat dengan dosa pemujaan berhala – surat Roma 1:25 menyatakan, “Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya…” Di kitab Yesaya pasal 40, Allah mendeskripsikan bahwa Sang Pencipta jauh lebih besar dari ciptaan-Nya. Jika Saudara tidak menyembah Sang Pencipta, maka Saudara sedang melakukan dosa pemujaan berhala.

Mantra Wicca memberikan harapan palsu. Ibrani 9:27 berkata, “…Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.” Allah berfirman bahwa manusia hanya memiliki satu kali kesempatan dalam hidup. Tidak ada kesempatan kedua di kehidupan lain. Jika kita tidak menerima anugerah Allah melalui Yesus dalam kehidupan ini, Allah akan menghakimi kita. Manusia tidak mungkin bisa berkenan di hadapan-Nya, sehingga manusia pasti akan masuk ke neraka.

Mantra Wicca membawa kekecewaan. Markus 7:8 berkata, “Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” Allah adalah Allah, dan kita bukan Allah. Kita harus membuat keputusan apakah kita akan beriman-percaya pada Allah dan melakukan segala firman-Nya atau tidak. Mengenal Allah membutuhkan kedisiplinan tinggi. Wicca adalah agama palsu yang mengincar orang-orang baik yang mudah ditipu.

Kitab Ulangan 18:10-12 berkata, “Di antaramu janganlah didapati seorangpun… yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantra… Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN…” Sihir Wicca adalah dosa; Allah membencinya. Mengapa? Karena sihir merupakan upaya membuang kebergantungan manusia terhadap Allah. Termasuk mendapatkan jawaban selain dari pada-Nya.

Baca juga:   Apakah semua pengajar injil kemakmuran berupa pengajar sesat dan/atau penipu?

Dosa bukan sekadar tindakan yang tidak menyenangkan secara sosial. Dosa merupakan keputusan kita untuk tidak setuju dengan Allah dalam hal apapun – untuk membangkang dan melawan-Nya. Dosa adalah sebuah proklamsi yang menyatakan bahwa: “Allah, saya mau menjalani hidup saya dengan cara saya sendiri.”

Surat Roma 3:23 berkata, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Surat Roma 6:23 juga berkata, “Sebab upah dosa ialah maut…” Bukan hanya mengenai kematian tubuh saja, tetapi juga kematian rohani; yaitu pemisahan kekal dari Allah dan semua anugerah yang diberikan lewat kehadiran-Nya. Inilah definisi neraka yang sesungguhnya: ketidakhadiran Allah. Itulah yang dihasilkan dosa bagi kita.

Syukurlah, surat Roma 6:23 tidak berakhir sampai pernyataan itu saja. “…tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Allah tahu kita akan memberontak dalam berbagai cara. Karena itu, Dia menyediakan cara bagi kita untuk menghindari pemisahan itu – melalui iman-percaya kepada Yesus Kristus.

Sihir Wicca hanyalah salah satu bentuk tipu daya Iblis, musuh dari jiwa umat manusia, yang “berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Ptr 5:8). (gotquestions.org)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: BidatCultNew Age
Share23SendShareTweet14Share4Share6Send
Previous Post

Apakah yang dimaksud oleh shamanisme?

Next Post

Apa itu Christian Science?

Next Post
Apa itu Christian Science?

Apa itu Christian Science?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 77 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2020 Diakonia Indonesia