Diakonia.id –
Bukanlah pilihan kita untuk memuji atau tidak memuji Allah. Puji-pujian sesungguhnya layak diterima Allah, dan setiap orang Kristen, sebagai penerima anugerah-Nya, sudah seharusnya memuji Allah setiap hari. Memang benar bahwa tidak ada kaidah untuk memuji Allah setiap hari; tidak ada perintah yang menentukan dosis sekian jam lagu harus dinyanyikan dan dipersembahkan: tetapi peraturan yang tertulis di dalam hati mengajarkan bahwa memuji Allah itu benar; dan amanat yang tidak tertulis ini turun ke atas kita dengan kuasa yang sama seperti kalau saja amanat itu dicatat di atas loh batu atau diberikan kepada kita dari puncak gunung Sinai yang bergemuruh. Ya, memang tugas orang Kristen untuk memuji Allah. Memuji bukan saja merupakan kegiatan yang menyenangkan, tetapi juga kewajiban mutlak seorang Kristen. Hai engkau yang selalu berduka, jangan pikir dirimu tidak berdosa jikalau engkau selalu berduka, dan jangan merasa bahwa engkau dapat melaksanakan tugas kepada Allahmu tanpa lagu puji-pujian. Engkau terikat dalam ikatan kasih-Nya untuk memuji nama-Nya selama engkau hidup, dan puji-pujian-Nya haruslah terus-menerus berada dalam mulutmu, karena engkau diberkati, agar engkau dapat memuji Dia; “umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku;” [Yes 43:21] dan jika engkau tidak memuji Allah, engkau tidak akan menghasilkan buah yang mana Dia, sebagai Petani Ilahi, berhak untuk menantikannya dari tanganmu. Jangan gantungkan kecapimu pada pohon gandarusa, tetapi ambillah, dan berusahalah, dengan hati bersyukur, untuk memainkan musik sekuat-kuatnya. Bangun dan ujarkan puji-pujian bagi Dia. Pada setiap fajar, angkatlah nada syukurmu, dan biarlah setiap terbenamnya surya diikuti oleh kidungmu. Kelilingi bumi dengan puji-pujianmu; kitari bumi dengan suasana melodi, dan Allah sendiri akan menyimak dari surga dan menerima musikmu.
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.