Diakonia.id –
Doa ini memulai di mana semua doa yang sejati harus bermula, dengan semangat adopsi, “Bapa kami.” Tidak ada doa yang diterima sampai kita dapat berkata, “Aku akan bangkit dan pergi kepada Bapaku.” [Lukas 15:18] Semangat yang seperti anak-anak ini lekas menyadari keagungan Bapa “yang di sorga,” dan menuju kepada pemujaan yang saleh, “Dikuduskanlah nama-Mu.” Celoteh anak, “ya Abba, ya Bapa!” [Roma 8:15] bertumbuh menjadi kerub yang berseru, “Kudus, Kudus, Kudus.” [Yesaya 6:3] Selangkah saja dari penyembahan yang girang kepada semangat pengabaran injil yang berkilau, yang pasti tumbuh dari kasih persaudaraan dan pemujaan yang khusyuk— “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Berikutnya diikuti ekspresi ketergantungan yang tulus kepada Allah— “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Setelah dicerahkan lebih oleh Roh, dia sadar bukan saja dia bergantung, tapi juga berdosa, maka dia memohon belas kasihan, “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami:” dan setelah diampuni, kebenaran Kristus diperhitungkan kepadanya, dan mengetahui dirinya diterima Allah, dia dengan rendah hati meminta kekudusan dengan tak putus-putusnya, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat,” yaitu pengudusan dalam bentuk negatif dan positifnya. Sebagai hasil dari semuanya ini, lalu diikuti pengakuan pujian yang berkemenangan, “Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.” Kita bersuka sebab Raja kita memerintah dalam pemeliharaan-Nya dan akan memerintah dalam kasih karunia, dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi [Zakharia 9:10], pemerintahan-Nya tidak akan berkesudahan [Lukas 1:33]. Oleh sebab itu, mulai dari kesadaran diangkat menjadi anak Allah, hingga persekutuan dengan Tuhan pemerintah kita, model doa yang pendek ini memimpin jiwa kita. Tuhan, ajarlah kami berdoa. [Lukas 11:1]
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.