Diakonia.id –
Mungkin tidak ada kiasan yang dapat menggambarkan Allah dalam terang yang lebih bermurah daripada ketika Ia dikatakan membungkuk dari takhta-Nya, turun dari surga untuk melayani kebutuhan dan melihat kesengsaraan umat manusia. Kita mengasihi Dia, yang, ketika Sodom dan Gomora penuh dengan kelaliman, tidak menghancurkan kota-kota tersebut sebelum Dia sendiri mengunjungi mereka. Kita tidak dapat tahan ingin menuangkan isi hati kita dalam kasih sayang kepada Tuhan kita yang menyendengkan telinga-Nya dari keagungan yang tertinggi, dan menaruh telinga-Nya pada bibir orang berdosa yang sekarat, yang kelemahan hatinya merindukan pendamaian. Bagaimana kita tidak mengasihi-Nya ketika kita tahu Ia menghitung setiap helai rambut kepala kita, menandai jalan kita, dan memerintahkan jalur kita? Kebenaran hebat berikut ini khususnya dibawa ke dekat hati kita, ketika kita mengingat kembali bagaimana Ia menaruh perhatian, tidak hanya kepada kepentingan yang sementara dari makhluk ciptaan-Nya, tetapi juga kepada urusan rohani. Meski beribu mil jarak antara makhluk ciptaan yang terbatas dan Pencipta yang tidak terbatas, terdapat penghubung yang menyatukan keduanya. Ketika engkau mencucurkan air mata, jangan engkau mengira Allah tidak memperhatikanmu, sebab, “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” [Maz 103:13] Desahanmu dapat menggerakkan hati TUHAN; bisikanmu dapat menyendengkan telinga-Nya kepadamu; doamu dapat membuat Dia bertangguh sejenak; imanmu dapat menggerakkan tangan-Nya. Jangan engkau berpikir Allah duduk di tempat yang tinggi tanpa memperhitungkan engkau. Ingatlah bahwa bagaimanapun miskin dan melarat dirimu, Tuhan memikirkan akan engkau. Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. [2 Taw 16:9]
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.
Aminn
Aminnn