Diakonia.id – “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki (mewarisi) bumi” – Yesus (Matius 5:5)
Ucapan ini adalah salah satu ucapan Yesus yang sulit saya terima.
Apa maksud Yesus sebenarnya?
Para pendengar Yesus di Bukit Zaitun terdiri dari berbagai macam orang, dari berbagai tempat, berbeda etnis, kepercayaan dan latar belakang politik (lihat Matius 4:25).
Ada orang Yahudi religius dari Yudea dengan komitmen mereka yang tinggi terhadap Torah.
Ada orang Yahudi Galilea yang walaupun cukup religius, tapi tidak terobsesi seperti yang pertama.
Ada orang Yahudi yang keluar dari hidup religius, yang disebut para pendosa.
Ada orang Yunani dari Dekapolis dengan kecintaan tinggi terhadap seni, filosofi dan atletik.
Dan tentu saja ada orang Roma, penjajah yang perkasa.
Apa yang Yesus sampaikan dalam Ucapan Bahagia dialamatkanNya ke semua jenis orang ini.
SermonNya tidak berisi instruksi bagaimana menjadi religius, atau bagaimana menjadi orang Yahudi (atau orang Kristen).
Instruksi Yesus adalah bagaimana ‘menjadi manusia’.
Yesus sedang menunjukkan jalan sempit yang mengarah pada kehidupan.
Yesus sedang mengajar suatu cara : cara Allah, yang lain dari yang manusia kenal, yang membuat hidup bisa dihidupi.
Mungkin yang paling tak lazim dari Ucapan Bahagia adalah ucapanNya yg ketiga.
Yesus memberkati orang-orang yang lemah lembut : orang-orang yang tidak suka menyerang, yang tenang, yg sopan; sebagai orang-orang yang akan memiliki (mewarisi) bumi.
Mewarisi bumi?
Serius?
Prajurit Romawi yang ditempatkan di Tiberius dan berdiri di ujung kerumunan yang sedang mendengarkan ucapan Yesus ini, mungkin nyengir satu sama lain.
Mereka tahu di dunia nyata mana mungkin apa yang diucapkan pria ini berhasil.
Roma memerintah dunia- dari Britania sampai India.
Caesar telah menaklukkan dunia dan Roma-lah pewaris dunia. Dan Roma mendapatkannya bukan dengan bersikap lemah lembut!
Roma berhasil karena mereka cerdas, berani, agresif dan bersedia menempuh perang apapun untuk mempertahankan supremasinya.
Dan rabbi dari Galilea yang miskin ini sedang bilang bahwa yang lemah lembut-lah yang mewarisi dunia?
Omongan ngawur.
Tapi… Ya, Yesus bilang begitu.
Orang yang lemah lembut yang akan mewarisi dunia.
Sebenarnya apa yang Yesus bilang bukan hal baru.
Mazmur sudah mengatakannya (Mazmur 37:11,22,29).
Yesus sedang mengingatkan orang Yahudi pendengarNya bahwa ada cara lain memandang dunia selain melalui lensa mengandalkan kekuatan sendiri dimana serigala memangsa serigala dan pemenang memperoleh semuanya.
Daripada cara tamak dan menggenggam, ada cara lain : mempercayai dan rileks.
Inilah alasannya Mazmur 37 dibuka dengan suatu ajakan untuk mempercayai Tuhan.
Jangan marah karena orang yang berbuat jahat,
jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;
sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau.
PERCAYAlah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena Tuhan ; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan PERCAYAlah kepada-Nya,
dan Ia akan bertindak;
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.
(Mazmur 37:1-7).
Ada paranoia yang melanda orang dengan mentalitas superpower dan itu dimanifestasikan paling umum dengan obsesi berlebihan akan rasa aman.
Obsesi rasa aman adalah harga yang harus dibayar untuk mengamankan jalur yang mereka tempuh untuk bisa naik ke atas. Hidup dalam ketakutan kalau-kalau suatu saat kekuasaan itu dirampas darinya.
Tapi Yesus mengajarkan ada jalur lain, jalur yang penuh berkat dan kedamaian : jalur ‘percaya yang radikal’.
Orang yang lemah lembut bukanlah orang yang digerakkan oleh usaha memuaskan diri sendiri, agresif, dan tamak.
Orang yang lemah lembut adalah orang yang percaya pada Tuhan dan mempercayai Dia untuk bagian dan keamanan mereka.
Cara kekerasan dan agresi adalah cara Caesar.
Cara lemah lembut dan percaya adalah cara Yesus.
Mereka berkontradiksi.
Dalam ucapan ini, Yesus mensahkan percaya radikal yang ditulis di Mazmur 37.
Keseluruhan pasal ini adalah ringkasan keamanan setiap orang percaya, yang mengajak orang percaya untuk percaya pada Tuhan ketimbang bersandar pada apapun yang lain, dan ditutup dengan janji ini –
Orang-orang benar diselamatkan oleh Tuhan ; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan;
Tuhan menolong mereka dan meluputkan mereka, Ia meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik dan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.
(Mazmur 37:39-40)
Kita harus memilih mana yang kita percaya : cara Romawi, atau cara Yesus.
Dunia ‘dikuasai’ dengan agresi dan kekerasan.
Tapi diwarisi oleh yang lemah lembut.
Warisan adalah bahasa yg menunjukkan kekerabatan, bahasa kasih karunia.
Menguasai adalah cara setan.
Mewarisi adalah cara Allah.
Sayangnya kata ‘lemah lembut’ (Inggris : meek) berima dengan kata ‘lemah’ (weak).
Membuat orang sering berpikir kedua kata itu bersinonim.
Tidak.
Orang lemah lembut bukan orang lemah.
Orang lemah lembut memiliki kekuatan iman; percaya bahwa mereka punya Bapa di sorga yang melihat segala sesuatu dan yang menjamin bagian mereka di dunia ini.
Yesus adalah orang yang lemah lembut.
Tapi Dia sama sekali tidak lemah.
Kata ‘meek’ (lemah lembut, Yunani : praus, G4239) hanya digunakan 3x dalam Injil. Masing-masing punya arti penting.
Dalam Ucapan Bahagia, Yesus memberkati orang yang lemah lembut.
Yesus menggambarkan diriNya sebagai lemah lembut dan mengundang semua orang yang letih lesu berbeban berat kepadaNya (Matius 11:29).
Terakhir, Matius mengutip nubuatan nabi Zakaria (Zakaria 9:9-10) saat menggambarkan Yesus yang memasuki Yerusalem :
“Katakanlah kepada puteri Sion :
Lihat, Rajamu datang kepadamu,
Ia lemah lembut (praus) dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda”(Matius 21:5).
Saat memasuki Yerusalem menuju kediamannya di Benteng Antonia saat perayaan Paskah, Pilatus menaiki kuda perang diikuti oleh pasukannya.
Saat Yesus memasuki Yerusalem menjelang perayaan Paskah, ia sengaja mengendarai keledai, sebagai penolakan atas pendekatan militeristik.
Pada penghujung minggu itu, Yesus disalibkan oleh Pilatus.
Tapi siapa yang Bapa bela?
Kerajaan siapa yang bertahan?
Kerajaan siapa saat ini yang terentang bahkan sampai ke ujung bumi?
Kerajaan Roma yang hebat dan gagah berani itu sudah lama masuk ke lemari sejarah, sementara kerajaan Kristus masih bertahan hingga kini.
Bagaimana mungkin?
Orang lemah lembut mewarisi dunia.
Dan itu, sangat indah..
[Brian Zahnd : Blessed are the Meek; 6 Juni 2011]
http://brianzahnd.com/2011/06/blessed-are-the-meek/
*) Diterjemahkan oleh Mona Yayaschka/dailygracia