• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Belajar Alkitab

Hidupi Iman Kristenmu dengan Tulus

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
14 July 2020
inBelajar Alkitab, Umum
AA
0
Tiang Awan dan Tiang Api: Penyertaan Tuhan di Masa Sulit


Diakonia.id -Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “tulus”? Tulus itu tanpa pamrih, tidak menuntut balasan, tulus itu tidak memandang muka, dan melakukan sesuatu bukan karena maksud tertentu. Namun, ketulusan bukan hanya terlihat bukan dari bagaimana seseorang berlaku baik terhadap pihak tertentu, tetapi juga dari cara orang tersebut memperlakukan sesama.

Seorang yang baik hati, yang memberi dan berkorban hanya untuk orang-orang tertentu saja, patut dipertanyakan ketulusan hatinya. Tentunya ini terjadi karena berbagai faktor. Barangkali orang-orang tertentu—yang beken, punya jabatan, berkuasa, tampan atau cantik —dapat memberinya keuntungan. Atau, ada niat tersembunyi di balik tindakannya.

Jika hal-hal di atas begitu lazim terjadi, adakah cara untuk mengetahui ketulusan seseorang? Masih pentingkah hati yang tulus di zaman yang penuh siasat ini? Dan, bagaimana kita dapat menghidupi iman Kristen dengan tulus?

Orang Tulus Memandang Wajah Tuhan

tulus - gkdi 1

Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya. – Mazmur 11:7

Sebagai seorang Kristen, kita harus menjadi pribadi-pribadi yang berbeda. Ketulusan telah menjadi hal langka di dunia, baik dalam persahabatan, hubungan khusus, pelayanan, maupun pekerjaan. Lebih sering, manusia cenderung berbuat baik karena mengharapkan pamrih.

Namun, Tuhan kita adalah Mahaadil dan pemberi keadilan, dan Dia berkenan kepada orang-orang yang tulus hatinya. Apa pun yang Anda perbuat, jika tidak dilakukan dengan tulus, akan sia-sia di mata-Nya.

Baca juga:   SIAPA YANG TELAH MEMBUNUH YESUS? (APAKAH ALLAH ?)

Tuhan Tidak Bisa Ditipu

“Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.” – Yeremia 17:10

Bersyukurlah karena Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak bisa ditipu. Sebaik apa pun kita menutupi motivasi rapat-rapat, Tuhan tahu kedalaman hatikita. Dia mengenal kita lebih daripada diri kita sendiri. Dan, suatu hari kelak, kita akan mendapatkan upah yang sesuai dengan perbuatan kita.

Kesucian Iman Datang dari Hati yang Tulus

Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. – Yudas 1:20

Dasari hidup Kristen Anda dengan iman yang bersumber dari hati yang paling tulus. Caranya? Jadikan dua hal ini sebagai kebiasaan:

1. Mengasihi dengan Tulus

tulus - gkdi 2

Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. – 1 Petrus 1:22

Mahatma Gandhi, tokoh dunia yang memperjuangkan hak-hak sipil dan kebebasan tanpa kekerasan, mengatakan bahwa beliau suka dengan Kristus, tetapi tidak suka dengan orang Kristen. Awalnya, Gandhi tertarik dengan kekristenan yang tidak mengenal kasta, bahkan mulai mempelajari Alkitab dan ajaran-ajaran Yesus.

Kemudian, di suatu Minggu, Gandhi (yang saat itu bekerja di Afrika Selatan) mendatangi sebuah gereja yang didominasi jemaat berkulit putih. Ketika ia hendak masuk, seorang pelayan gereja menghentikannya dan mengatakan tidak ada tempat yang tersedia baginya. Gandhi pun pergi dengan kecewa, dan sejak saat itu ia tidak ingin menjadi orang Kristen.

Baca juga:   Apa yang diajarkan Alkitab mengenai pemerkosaan?

Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan Titus 2:10 yang lain… – 1 Petrus 4:8a

Mengapa kasih yang tulus harus menjadi gaya hidup orang Kristen? Karena, melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Yesus telah memberikan teladan mengasihi dengan tulus. Keinginan-Nya untuk dekat dengan Allah Bapa tidak mengalahkan keinginan-Nya untuk dekat dengan manusia. Jadi, sebagai pengikutnya, kita pun wajib mengamalkan kasih yang tulus seperti kasih-Nya.

… jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita. – Titus 2:10

Janganlah kita mempraktikkan kasih dengan cara curang. Misalnya, bersikap pilih kasih, dengan motivasi yang salah, atau punya kepentingan tertentu. Ketika kita mengasihi dengan tulus, kita sudah memuliakan ajaran Yesus.

2. Memberi dengan Tulus

tulus - gkdi 3

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. – 2 Korintus 9:7

Tuhan tidak butuh pemberian atau pelayanan yang dilakukan dengan terpaksa atau tanpa kerelaan hati. Dia hanya menerima pemberian dan pelayanan yang dilakukan dengan sukacita. Tuhan kita Yang Maha Memberi ingin pengikut-Nya memiliki hati yang suka memberi dengan ikhlas, dengan sukacita, dan dengan motivasi yang benar.

Baca juga:   Tim Jihandak diterjunkan amankan pria ancam ledakkan bom di Majalengka

Orang yang memberi dengan tulus takkan mengeluh, tidak hitung-hitungan, tidak mengharapkan balasan, dan tidak setengah-setengah. Tidak pula mencari pujian yang sia-sia atau hanya ingin terlihat baik.

Dalam Lukas 14:12-14, Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk tidak mengundang para sahabat, saudara, kerabat, atau tetangga yang kaya dalam jamuan makan mereka, karena mereka pasti mampu membalasnya. Sebaliknya, Yesus meminta mereka mengundang orang-orang yang miskin dan cacat.

“Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” – Lukas 14:14

Ya, Yesus menantang para pengikut-Nya untuk memberi kepada mereka yang tidak sanggup membalas pemberian tersebut, karena upah kita datang dari Allah. Jadi, meskipun pemberian atau pelayanan kita tidak mendapat balasan yang kita harapkan—ucapan terima kasih, penghargaan, penghormatan, atau pengakuan—kita dapat tetap berbahagia. Mengapa? Karena, Tuhan sendiri yang akan membalasnya!

Selain dari kedua hal di atas, masih ada banyak kebiasaan lain yang Anda bisa lakukan dengan tulus hati. Mari kita bersama-sama menghidupi iman Kristen kita dengan kasih dan pemberian yang tulus. Amin.(gkdi.org)

Join @idDiakonia on Telegram
Share23SendShareTweet14Share4Share6Send
Previous Post

Waspadai Hal-Hal Kecil yang Merusak Persahabatan

Next Post

Hidupku Bukan Beban: Cara Jalani Situasi yang Tak Kita Suka

Next Post
Sulit Bersyukur? Latih Pola Pikir Ini!

Hidupku Bukan Beban: Cara Jalani Situasi yang Tak Kita Suka

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 77 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2020 Diakonia Indonesia

 

Loading Comments...