Hak atas foto Getty Images
Pengangkatan anak oleh keluarga dari latar budaya dan agama berbeda pernah jadi perdebatan di Indonesia, terkait adopsi sejumlah anak korban Tsunami Aceh, tahun 2004, dan hal serupa di tahun 2017 muncul di Inggris.
Kasus di Inggris bahkan sampai dibawa ke pengadilan, karena muncul laporan bahwa seorang bocah perempuan Kristen yang hidup di sebuah keluarga agkat Muslim yang menerapkan tradisi keagamaan yang ketat.
Hakim di sebuah pengadilan London kemudian menjatuhkan putusan, bahwa bocah itu harus tinggal dengan anggota keluargaya.
Betapa pun, pihak berwenang di Tower Hamlets, London, membantah laporan lain, bahwa keluarga angkat itu tidak bisa berbahasa Inggris, dan menyebut bahwa keluarga itu merupakan ras campuran yang berbahasa Inggris.
Dewan Tower Hamlets mengatakan bahwa merekaberupaya untuk menempatkan anak berusia lima tahun itu dalam perawatan tetap kerabatnya sendiri.
Keputusan atas perawatan masa depan gadis itu dibuat oleh hakim pengadilan keluarga Khatun Sapnara di London pada Selasa.
Meskipun pelaporan kasus tersebut diikat oleh batas-batas yang ketat untuk melindungi identitas anak tersebut, sejumlah surat kabar menyebut bahwa dalam kasus ini sebuah keluarga angkat Muslim berusaha menerapkan tradisi dan nilai-nilai Islam mereka pada bocah Kristen yang rentan itu.
Dewan wilayah Tower Hamlets mengatakan ada beberapa “ketidakakuratan” dalam pelaporan kasus ini, terutama klaim bahwa keluarga asuh itu tidak bisa berbicara bahasa Inggris, namun mereka dilarang memberikan rincian spesifik tentang kasus ini.
Dalam sebuah pernyataan, disebutkan: “Dewan wilayah Tower Hamlets sangat mengutamakan kesejahteraan anak-anak sebagai sebagai prioritas pertama.”
“Keputusan untuk memilih pengasuh bagi seorang anak yang membutuhkan didasarkan pada sejumlah faktor, antara lain latar belakang dan kedekatan budaya untuk mendorong kontak dengan keluarga anak itu serta sekolahnya untuk memberi mereka kehidupan yang sestabil mungkin.
“Kami selalu berupaya agar anak-anak itu dirawat oleh anggota keluarganya sendiri dan kami terus melakukannya.”[BBC]