Diakonia.id –
Jiwa yang berkeras hati membatasi kontribusi mereka pada pelayanan dan kegiatan misionaris, dan menyebut hal itu sebagai penghematan ekonomi yang baik; sedikit dari mereka menyadari bahwa dengan demikian mereka memiskinkan diri sendiri. Mereka beralasan harus merawat keluarga sendiri, dan mereka lupa bahwa mengabaikan rumah Allah adalah cara pasti membawa kehancuran atas rumah sendiri. Allah kita memiliki cara pemeliharaan yang mana Ia dapat menyukseskan usaha kita melebihi harapan kita, atau dapat menggagalkan rencana kita sementara kita bingung dan kecewa; dengan membalik telapak tangan Ia dapat mengemudikan kapal kita kepada aliran yang menguntungkan, atau mengandaskannya dalam kemiskinan dan kebangkrutan. Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan memperkaya yang murah hati dan membiarkan yang kikir menemukan bahwa kepelitan condong kepada kemiskinan. Berdasarkan pengamatan yang luas, saya telah melihat bahwa orang-orang Kristen yang paling dermawan adalah orang-orang yang paling bahagia, dan hampir tanpa pengecualian adalah yang paling makmur. Saya telah melihat orang yang suka memberi mencapai kekayaan yang tidak pernah ia bayangkan; dan sama seringnya pula saya melihat orang yang kikir dan kejam jatuh miskin melalui kekikiran yang dia kira bisa mempertinggi dirinya. Orang mempercayai pelayan yang baik dengan jumlah yang semakin besar, dan sering begitu pula Tuhan; Ia memberikan segerobak penuh pada mereka yang memberi segantang penuh. Jikalau kekayaan tidak Tuhan karuniakan, Tuhan membuat yang kecil menjadi besar melalui kepuasan yang dirasakan hati yang telah disucikan dalam bagian perpuluhan yang didedikasikannya kepada Tuhan. Keegoisan melihat rumah sendiri terlebih dahulu, tetapi keilahian mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya [Matius 6:33], tetapi dalam jangka panjang keegoisan berujung kepada kehilangan, dan kesalehan kepada keuntungan besar. Memang butuh iman untuk bertindak dengan tangan terbuka kepada Allah, tetapi tentunya Ia layak menerimanya dari kita; dan semua yang dapat kita lakukan hanyalah rasa syukur kita yang sangat kurang atas hutang kita yang luar biasa banyaknya pada kebaikan-Nya.
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.