Diakonia.id – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan pelayanan gratis pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB) untuk tempat ibadah dan fasilitas pendidikan di wilayahnya. Hal itu dilakukannya untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai multikulturalisme antarwarga Surabaya.
“Ini secara simbolis dulu, nanti kita uruskan semuanya,” ujar Risma saat penyerahan kepada pihak gereja, pengurus masjid, dan pengurus sekolah yang IMB-nya sudah selesai diuruskan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya beberapa waktu lalu dalam keterangan tertulis, Kamis (15/10/2020).
Pada kesempatan itu, Risma mengaku sebenarnya sudah lama ingin memberikan IMB itu kepada rumah ibadah dan fasilitas pendidikan. Akan tetapi, masalahnya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dulu, dan proses ini yang bikin lama.
“Jangankan IMB rumah ibadah, tanahnya pemkot aja juga begitu kok. Misalkan IMB sekolah kita, sulit juga,” kata dia.
Dia menuturkan, ini sangat penting untuk memberikan peninggalan yang berarti bagi rumah ibadah di Surabaya. Apalagi, sebentar lagi sekitar Februari, dia sudah selesai menjabat Wali Kota Surabaya, sehingga dia mengaku harus menyelesaikan ini dulu.
“Kenapa saya ingin memberikan IMB kepada rumah ibadah?, karena saya ingin di antara kita, sesama warga Surabaya bisa hidup berdampingan dengan rukun dan harmonis, karena kalau kota ini tidak rukun, maka kota ini tidak akan tenang. Dampaknya, orang tidak bisa mencari makan. Nah, kalau sudah tidak bisa mencari makan maka akan menang-menangan sendiri, mengerikan kalau itu terjadi,” ungkapnya.
![]() |
Oleh karena itu, meskipun IMB yang sudah selesai belum banyak, ia langsung menyerahkannya, supaya tidak hanya diletakkan di pemerintah kota.
“Saya bilang ke teman-teman, sudah lah pokoknya dikeluarkan dan diberikan dulu meskipun sedikit, karena memang prosesnya harus menata tanahnya, batas-batasnya dan sebagainya, karena kami juga berharap dikemudian hari tidak ada masalah,” ucap dia.
Kendala Legalitas
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Surabaya Robben Rico menjelaskan bahwa yang diserahkan secara simbolis kali ini ada 9 IMB, terdiri dari 5 masjid, 1 sekolah, dan 3 gereja.
“Harapannya memang nanti semua tempat ibadah, semua fasilitas pendidikan dan yang sifatnya sosial, diharapkan bisa diselesaikan semuanya. Harapannya, sebelum Bu Wali turun, semuanya sudah clear dan selesai,” kata Robben.
Ia juga mengaku ada beberapa kendala yang harus dipikirkan bersama untuk menyelesaikan legalitas ini. Salah satu kendalanya terkait dengan persyaratan mulai dari kepemilikan lahan hingga histori tanah tersebut. Sebab, banyak yang tidak ada historinya, sehingga dia meminta kepada pengurusnya untuk segera melengkapinya, supaya bisa dibantu menguruskan IMB-nya.
“Kalau surat-suratnya lengkap semua, mungkin seminggu kelar, karena ini bukan bangunan rumit, hanya bagunan sederhana. Sampai saat ini sudah ada sekitar 30-an IMB yang sedang kami proses, kami terus dorong teman-teman pengurus rumah ibadah dan sekolah untuk melengkapi persyaratannya, supaya kami juga bisa bantu segera,” jelasnya.
![]() |
Apresiasi Pemuka Agama
Adapun Pendeta Ronny dari Gereja Bethany Surabaya yang menerima IMB itu mengaku sangat berterima kasih kepada Wali Kota Risma beserta jajarannya yang telah membantu menguruskan legalitas IMB gerejanya.
“Kami juga sangat terharu dengan perhatian pemkot ini. Sebenarnya, selama ini kami sudah patuh apapun perintah Bu Risma, termasuk ketika kami diminta setop untuk beribadah di gereja karena ada pandemi, kita pun taat saat itu, jadi sudah bersinergi dengan pemkot,” ucap Ronny.
Ketua PCNU Kota Surabaya Dr Ahmad Muhibbin yang saat itu juga menerima IMB salah satu masjidnya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Wali Kota Risma dan jajarannya yang telah membantu pengurusan IMB. Menurutnya, kebijakan inivmenjadi bukti perhatian pemkot dalam memberikan legalitas kepada rumah ibadah.
“Bagaimana pun juga, ini aset keagamaan, sehingga ini juga menjadi bagian dari membangun kota yang holistik. Jadi, pembangunan kota ini tidak hanya sekadar fisik yang sudah jelas bagusnya saat ini, tapi juga dari aspek spiritualnya juga dapat memberikan dukungan yang simultan terhadap kemajuan kota. Nah, ketika warganya tenang dan nyaman dalam kehidupan sosial keagamaannya maka Surabaya akan terus menjadi kota yang layak untuk ditinggali oleh semua golongan,” pungkasnya.
(adv/adv/CNN)