Diakonia.id –
Kebenaran berada dalam Gayus, dan Gayus hidup dalam kebenaran. Jika yang pertama tidak terjadi, yang kedua tidak akan pernah terjadi; dan jika yang kedua tidak dikatakan mengenai Gayus, yang pertama akan menjadi sekedar kepura-puraan. Kebenaran harus masuk ke dalam jiwa, menembus dan memenuhinya, kalau tidak kebenaran menjadi tidak bernilai. Doktrin-doktrin yang dipegang sebagai suatu kredo sama seperti roti yang dipegang tangan, yang tidak memberikan gizi pada kerangka tubuh, akan tetapi doktrin yang diterima hati, adalah seperti makanan yang dicerna, yang, dengan asimilasi, menopang dan membangun tubuh. Dalam diri kita kebenaran harus menjadi daya hidup, energi yang aktif, realitas yang tetap tinggal, menjadi bagian dari benang pakan dan benang lungsin diri kita [1]. Jika kebenaran berada dalam diri kita, maka seterusnya kita tidak dapat berpisah dengannya. Seseorang dapat kehilangan pakaiannya atau lengan dan tungkainya, tetapi organ dalamnya vital sehingga tidak dapat dicabut tanpa sepenuhnya kehilangan nyawa. Seorang Kristen dapat mati, tetapi ia tidak dapat menyangkal kebenaran. Nah, aturan alam menyatakan bahwa bagian dalam mempengaruhi bagian luar, seperti cahaya bersinar dari tengah-tengah lentera keluar melewati kacanya: dengan demikian, ketika kebenaran dinyalakan di dalam, cahayanya segera terpancar ke luar dalam hidup dan percakapan. Konon makanan ulat tertentu mempengaruhi warna sutera yang mereka pintal: begitu jugalah gizi yang darinya kodrat batin manusia hidup memberikan semburat pada setiap kata dan tindakan yang keluar darinya. Hidup dalam kebenaran mendatangkan hidup yang jujur, kudus, setia, dan sederhana—yaitu produk alami dari prinsip-prinsip kebenaran yang injil ajarkan, yang mana Roh Allah sanggupkan untuk kita terima. Kita dapat menilai hal-hal yang tersembunyi dari jiwa berdasarkan perwujudannya dalam percakapan seseorang. O Roh maha murah, kami mohon untuk diatur dan diperintah oleh otoritas ilahi-Mu, agar tidak ada kepalsuan atau dosa yang dapat menguasai hati kami, supaya jangan sampai hidup kami di antara umat manusia dipengaruhi niat jahatnya.
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.